Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Klaim Budaya karena Kurangnya Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 20/06/2012, 13:50 WIB

LOMBOK, KOMPAS.com — Klaim oleh Malaysia terhadap Tari Tor-tor berasal dari Batak terjadi karena kurangnya perhatian Pemerintah Indonesia terhadap kesenian itu. Demikian dikatakan pengamat seni dan budaya Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dedi Lutan.

"Dulu Malaysia pernah mengklaim bahwa angklung, Reog Ponorogo, dan sejumlah seni dan budaya lain termasuk batik adalah milik Malaysia. Harusnya banyaknya kejadian itu mampu membuka mata untuk melindungi seni dan budaya kita," katanya di Lombok Barat, Selasa.

Pernyataan itu disampikan Dedi seusai menjadi juri Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai tuan rumah. Dedi dipercaya sebagai Ketua Dewan Juri Lomba Tari Tingkat Sekolah Dasar.

Seharusnya, kata pria yang bernama asli Hendra Prasetyawan Pardi itu, pemerintah dapat membuka mata dan melakukan proteksi setelah klaim yang berkali-kali terjadi itu.

Namun, kenyataan menurutnya justru sebaliknya. Pemerintah hanya berkomentar untuk menolak klaim tersebut tanpa melakukan proteksi terhadap seni dan budaya Nusantara.

Di Indonesia, katanya, terdapat 650 suku yang tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke. Dari ratusan suku tersebut, di dalamnya terdapat ribuan seni dan budaya yang merupakan kekayaan tak ternilai yang dimiliki Bangsa Indonesia.

"Saya sering keliling dunia, semua pemerhati budaya internasional, baik dari dataran Eropa, Amerika, Afrika, apalagi Asia, mereka mengakui bahwa seni dan budaya Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki bangsa lain sehingga menimbulkan daya tarik khusus," ujarnya.

Anehnya, kata pria dengan rambut berwarna keperakan itu, justru Indonesia kurang menghargai berbagai keunikan budaya yang tersebar di pelosok Nusantara.

Bangsa ini, katanya, akan ribut setelah negara lain mendaku bahwa seni dan budaya itu merupakan kekayaan mereka. "Saya berharap setelah kejadian ini, hendaknya pemerintah kita melakukan penghargaan terhadap khazanah budaya yang tersebar di Nusantara. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain melakukan proteksi dalam bentuk mematenkan dan rutin menggelar kegiatan semacam festival per kategori seni," kata Dedi.     
   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com