Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FITRA: Anggaran Staf Presiden Capai Rp 33,1 Miliar

Kompas.com - 18/06/2012, 13:28 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran FITRA mengatakan, pengangkatan Firmansyah sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi mencerminkan inkonsistensi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjalankan gerakan penghematan nasional. Penambahan staf khusus berarti penambahan anggaran. Saat ini, anggaran 16 staf khusus dan pelaksana tugas pada 2012 telah mencapai Rp 33,1 miliar.

FITRA menilai, kinerja staf khusus tidak terlalu ada pengaruhnya untuk kehidupan masyarakat. Bahkan, tugas staf khusus presiden tumpang tindih dan bahkan mengganggu tugas kementerian.

"Pengangkatan staf khusus presiden merupakan kebutuhan Presiden untuk menghadapi orang-orang kritis yang dianggap mengganggu pencitraan Presiden Yudhoyono," kata Kordinator FITRA Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Senin (18/6/2012).

Ia berpendapat, keberadaan staf khusus presiden telah membebankan anggaran APBN yang berasal dari pajak rakyat. Anggaran tersebut dipandang lebih baik digunakan untuk kepentingan rakyat miskin. Terkait hal ini, FITRA meminta Komisi II DPR RI segera meminimalkan alokasi anggaran staf khusus presiden.

Selain memiliki staf khusus presiden bidang ekonomi, kata Uchok, Presiden sebenarnya telah memiliki Wakil Presiden Boediono yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mumpuni di bidang perekonomian. Presiden juga memiliki jajaran menteri bidang perekonomian yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Belum lama, Presiden juga membentuk Komite Ekonomi Nasional yang dipimpin oleh pengusaha Chairul Tanjung.

KEN yang dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 22/2012 ini beranggotakan pakar ekonomi Aviliani, Umar Juoro, Christianto Wibisono, John A. Prasetio, Didik J Rachbini, TP Rachmat, Siti Hartati Murdaya, James T Riady, Raden Pardede, Djisman S. Simanjuntak, Pieter Gontha, Hermanto Siregar, Chris Kanter, Irzan Tandjung, Badia Perizade, Syafifi Antonio, Erwin Aksa, Sandiaga S. Uno, dan Purbaya Yudha Sadewa.

Sebelumnya, FITRA menyebutkan bahwa Istana Kepresidenan menganggarkan Rp 30,1 miliar untuk rapat kabinet pada tahun 2012. Namun, Deputi Sekretaris Kabinet Djadmiko membantahnya. Menurutnya, anggaran sidang kabinet sebesar Rp 24,7 miliar dan ini adalah angka yang wajar.

 

 

Berikut ini rincian anggaran staf khusus presiden dan pelaksana tugas. Rincian ini bersumber dari Keppres 32 tahun 2011 Tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat 2012

1. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Sekretaris Pribadi Presiden sebesar Rp. 999.535.000
2. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Juru Bicara Presiden Rp. 735.588.000
3. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Hubungan Internasional Rp. 1.631.701.000
4. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Informasi/ Public Relation Rp. 7.169.371.000
5. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Komunikasi Politik sebesar Rp. 1.303.459.000
6. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan Korupsi Rp. 1.789.123.000
7. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Komunikasi Sosial sebesar Rp. 6.978.475.000
8. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Pembangunan Daerah danotonomi daerah sebesar Rp. 1.683.013.000
9. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Pangan dan Energi sebesar Rp. 1.358.370.000
10. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Perubahan Iklim sebesar Rp. 1.177.853.000
11. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Publikasi dan Dokumentasi sebesar Rp. 1.328.188.000
12. Alokasi anggaran Pelaksanaan Tugas Tertentu Bidang Bantuan Sosial dan Bencana sebesar Rp. 1.415.867.000
13. Pelaksanaan Tugas Utusan Khusus Presiden untuk MilleniumDevelopment Goals sebeser Rp.1.587.436.000
14. Pelaksanaan Tugas Utusan Khusus Presiden Untuk Kerjasama Dengan Negara-negara Asia Pasifik sebesar Rp.964.995.000
15. Pelaksanaan Tugas Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim sebesar Rp.1.615.900.000
16. Pelaksanaan Tugas Utusan Khusus Presiden Untuk PenanggulanganKemiskinan sebesar Rp.1.372.145.000

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com