Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Tambunan Buat Pegawai Pajak Sakit Hati

Kompas.com - 18/06/2012, 12:48 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Gayus Tambunan membuat pegawai pajak sakit hati. Pasalnya, banyak masyarakat yang mencibir dan memandang rendah pegawai pajak. Padahal, Gayus Tambunan adalah seorang oknum yang menyalah gunakan pekerjaannya di kantor pajak.

Hal itu dikatakan Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batang, Eka Damayanti. Ia meminta agar masyarakat jangan memperlakukan semua pegawai pajak seperti Gayus Tambunan. Gayus, kata dia, tidak cuma merugikan masyarakat dan negara, juga kantor pajak.

 "Kami mengimbau agar masyarakat jangan menyamakan semua pegawai pajak dengan Gayus Tambunan," kata Eka, saat memberi sambutan di acara Values Komitmen Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk Rp 1.000 Triliun di Pendopo Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (18/6/2012).

Ia menjelaskan, KPP Pratama Batang membawahi wilayah Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang. Target penerimaan pajak pada tahun 2012 ini adalah Rp 277 miliar. Target ini lebih tinggi dibanding tahun 2011 yang hanya Rp 149 triliun.

 "Kami butuh kerja sama dengan semua pihak, untuk memenuhi target ini," kata Eka.

 Sementara, pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktoraj Jendral Pajak (DJP) Jawa tengah (Jateng) 1, Sakli Anggoro, mengucapkan terima kasih kepada semua wajib pajak yang telah memenuhi kewajibannya. Ia juga berharap agar kasus Gayus Tambunan tidak terulang lagi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap kantor pajak semakin tinggi.

 "Pajak adalah penyumbang pendapatan negara tertinggi. Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk pembangunan bangsa ini," kata Sakli.

 Terkait dengan hal itu, Bupati Kendal, Widyakandi Susanti, mengatakan, kasus Gayus harus bisa diambil hikmahnya. Sehingga kantor pajak bias berbenah diri dan melakukan pelayanan yang terbaik.

 "Dengan adanya kasus Gayus, saya melihat kantor pajak semakin berbenah dan menjadi yang alebih baik kalau dibandingkan sebelumnya," kata Widya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com