Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Tak Mudah Menyerah

Kompas.com - 18/06/2012, 01:50 WIB

Kemanusiaan itu satu, meski berbeda,” tulis tokoh Monsinyur Soegijapranata SJ di catatan hariannya, pada awal film Soegija. Suasana di Studio 2 Bioskop XXI, Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (15/6), yang memutar film itu, langsung hening. Ratusan penonton segera menghentikan pembicaraan pelan mereka.

Film Soegija istimewa seperti film Sang Pencerah (kisah tokoh Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan) karena tidak seperti kebanyakan film Indonesia yang hanya bercerita tentang pocong dan kuntilanak. Cerita film ini mengenai uskup pribumi pertama Indonesia yang ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan.

Kali ini, penontonnya juga tidak biasa-biasa. Mereka yang memenuhi ratusan kursi studio sebagian besar adalah pengurus Partai Demokrat. Ada Ketua Umum Anas Urbaningrum, Wakil Sekjen Saan Mustopa dan Ramadhan Pohan, Ketua DPP Sutan Bathoegana, serta mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah.

Bagi Anas, acara nonton bareng film Soegija adalah salah satu cara melakukan konsolidasi partai. ”Konsolidasi tidak hanya rakornas, rakernas, rapimnas, atau pertemuan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat (FKPPD),” ujarnya seusai pemutaran film.

Sekitar dua jam, Anas dan rekan-rekannya disuguhi adegan- adegan yang tidak hanya menonjolkan karakter Soegija, tetapi juga karakter para tokoh yang ikut mewarnai periode kemerdekaan. Ada perawat Mariyem yang gampang tersinggung oleh pujian tulus jurnalis Belanda. Ada komandan pasukan Belanda yang merasa hanya jadi mesin, tetapi begitu rindu pulang menemui ibunya di Belanda. Ada pula komandan pasukan Jepang yang sangat ingin kembali ke rumah bertemu putrinya.

Para penonton tertawa terbahak-bahak ketika ada adegan yang dinilai lucu. Suara tawa itu terdengar pula dari barisan kursi Anas, Saan, dan Sutan yang juga Sekretaris Jenderal FKPPD. Suara tawa hampir selalu terdengar ketika tokoh pejuang lugu, buta huruf, dan galak, yang selalu menyelipkan pistol di bagian belakang celana, tampil. Anas berseloroh, tokoh ini sangat disukai oleh Sutan.

Dalam bincang-bincang dengan wartawan seusai pemutaran film, Anas kagum dengan cara bercerita film Soegija yang memberi tempat kepada banyak tokoh atau karakter yang ikut mewarnai periode kemerdekaan. Bagi dia, film ini sejalan dengan pandangannya bahwa Indonesia dan Partai Demokrat juga memerlukan banyak tokoh. ”Indonesia butuh tokoh yang banyak. Partai Demokrat butuh tokoh yang banyak,” katanya.

Anas juga setuju dengan pernyataan tokoh Soegija yang diperankan Nirwan Dewanto pada akhir film, yakni jika mau jadi politikus harus punya mental politik; jika tidak, akan hanya jadi benalu negara.

”Mental politik itu menyangkut karakter politisi, yaitu politisi tak boleh gampang menyerah, selalu kerja keras, dan selalu optimistis,” ujar Anas, yang sejak hampir setahun terakhir disebut-sebut oleh terpidana M Nazaruddin terlibat dalam korupsi. (A Tomy Trinugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com