Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum: Sherny ke AS untuk Selamatkan Diri

Kompas.com - 13/06/2012, 16:51 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Sherny Kojongian, Afrian Bondjol, menegaskan bahwa kliennya pergi ke Amerika Serikat bukan untuk melarikan diri atas kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia senilai 1,95 Triliun itu. Mantan Direktur Kredit dan Treasury Bank BHS itu ke AS dalam upaya menjaga keselamatan dirinya saat kerusuhan tahun 1998.

Menurut Afrian, Sherny pergi meninggalkan Indonesia bukan pada tahun 2002, melainkan pada awal Januari 1999. Saat meninggalkan Indonesia itu, Sherny juga tidak dalam status dicekal dan pergi tanpa melanggar suatu aturan hukum apa pun.

"Kenapa dia ke Amerika? Bukan karena dia melarikan diri. Karena pada saat itu, awal Januari '99, belum ada proses persidangan terhadap dirinya. Kita tahu pada tahun '98 kerusuhan, sehingga dia khawatir keselamatan diri dan keluarganya. Dia minta suaka politik ke Amerika dan atas dasar itu pemerintah Amerika mengabulkan permintaan suaka politik itu," kata Afrian di Kejaksaan Agung, Rabu (13/6/2012).

Afrian menjelaskan, Sherny memang tidak melaporkan keberadaan dirinya di AS kepada Kedutaan Besar RI karena sudah mendapat suaka politik tersebut. "Jadi dia putus hubungan dengan Indonesia," ujarnya.

Sherny dideportasi dari San Fransisco, AS, pada Senin (11/6/2012). Ia tiba di Jakarta pada Rabu pagi tadi dan langsung dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Tangerang, Banten.

Sebelumnya, Sherny diberitakan kabur sebelum menerima putusan dengan sidang in absentia. Saat itu ia diputuskan bersalah dan harus menjalani 20 tahun hukuman penjara bersama rekannya (almarhum) Hendra Rahardja alias Tan Tjoe Hing dan Eko Edi Putranto. Hendra dihukum seumur hidup, sementara Eko diganjar 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sherny menjadi buronan Kejaksaan Agung selama 10 tahun hingga akhirnya ditangkap interpol pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Nasional
    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Nasional
    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Nasional
    Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Nasional
    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Nasional
    Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

    Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

    Nasional
    Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

    Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

    Nasional
    Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

    Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

    Nasional
    Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

    Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

    Nasional
    Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

    Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

    Nasional
    Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

    Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

    Nasional
    Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

    Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

    Nasional
    Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

    Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

    Nasional
    Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

    Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

    Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com