Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buronan Interpol Itu Ternyata Mantan Jaksa di Uzbekistan

Kompas.com - 12/06/2012, 18:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya kembali memeriksa Musaev Samir (39), tersangka kasus penculikan dan penganiayaan yang merupakan buron Interpol untuk kasus perdagangan manusia. Dari hasil pemeriksaan lanjutan, Musaev mengaku bekerja sebagai jaksa sebelum akhirnya dijadikan buron oleh kepolisian Uzbekistan.

Hal ini diungkapkan Kepala Subdit Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmy Santika, Selasa (12/6/2012), di Mapolda Metro Jaya. "Hasil pemeriksaan kemarin dia tidak mengaku bekerja apa pun di Jakarta. Tapi dia bilang saat di Uzbekistan, bekerja sebagai jaksa," ucap Helmy.

Musaev ditangkap Polda Metro Jaya pada Senin (11/6/2012) dini hari. Ia ditangkap karena menjadi otak penculikan, pemerasan, dan penganiayaan terhadap Nadiya Dobosh (20), warga negara Ukraina yang merupakan mantan pacarnya dan Anna Iasyreva. Polisi kemudian mengetahui bahwa Musayev juga buronan Interpol dan sudah masuk daftar red notice sejak bulan Agustus 2009. Musaev menjadi incaran kepolisian Uzbekistan atas kasus perdagangan manusia dan pemalsuan dokumen imigrasi pada tahun 2004.

Latar belakang Musaev, kata Helmy, terbilang misterius. Selama diperiksa, Musaev terus menutup diri soal asal-usulnya. Mantan pacarnya pun hanya mengetahui Musaev bekerja di Indonesia, namun tak tahu nama perusahaannya atau bekerja di bidang apa. Kendati mengaku sebagai pengangguran, harta Musaev melimpah. Polisi menyita sejumlah barang mewah Musaev seperti mobil Range Rover, jam tangan Rolex, BlackBerry Proche bernilai Rp 17 juta, serta buku tabungan dengan catatan transaksi fantastis.

"Di rekeningnya ada Rp 1 miliar. Lalu kami juga menemukan ada bukti setoran tunai senilai Rp 500 juta dan Rp 700 juta. Ini yang kami dalami dari mana uang itu berasal apakah terkait dengan kejahatan sebelumnya," papar Helmy.

Helmy mengatakan pihaknya masih akan mendalami pengakuan Musaev yang menyatakan bahwa dirinya adalah jaksa di Uzbekistan. "Ini baru pengakuan dia dan masih perlu didalami. Karena kami juga curiga soal barang-barang mewahnya itu," imbuh Helmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com