Jakarta, Kompas -
”Bagus kan, itu berarti orang Golkar ada di mana-mana,” katanya saat ditanya soal tingginya popularitas Jusuf Kalla sebagai capres, di sela-sela acara Bulan Bung Karno, di Jakarta, Rabu (6/6).
Menurut Aburizal, ia mempersilakan kalau Jusuf Kalla dicalonkan sebagai capres oleh partai lain. Namun, menurut dia, tak bisa dicalonkan Golkar karena sesuai dengan rapat pimpinan nasional, Golkar telah memiliki capres, yaitu Aburizal Bakrie.
Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie, yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, mengatakan, survei merupakan hasil sesaat yang bisa berubah sewaktu-waktu. Ia mengatakan, agenda utama Demokrat saat ini adalah memulihkan persepsi masyarakat tentang Demokrat. ”Namanya citra itu persepsi, persepsi itu opini, opini itu dari berita,” kata Marzuki.
Adapun mantan Wakil Presiden Try Sutrisno mengatakan optimistis akan ada pemimpin dari generasi muda. Ia menyebutkan, tidak menjadi masalah apa latar belakang calon pemimpin nasional, baik sipil maupun militer. Menurut dia, sipil atau militer sama saja.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Patrice Rio Capella, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya tidak berambisi merebut kursi presiden karena ingin menguasai parlemen terlebih dahulu.
”Partai Nasdem bertujuan membawa perubahan. Perubahan di lembaga legislatif dari daerah hingga pusat akan lebih efektif membawa restorasi Indonesia,” ujarnya.
Rio menegaskan, ”Saat ini tidak terjadi checks and balances karena parlemen ikut bermain bersama eksekutif. Itu harus diubah sama sekali. Nasdem tidak menjual figur presiden, tetapi mengampanyekan perubahan menyeluruh di Indonesia.”
Ia juga menerangkan, Nasdem siap membiayai calon anggota legislatif (caleg) yang berpotensi. Dalam pemilu-pemilu sebelumnya, caleg mengeluarkan modal sendiri, kemudian terjadi korupsi untuk mengembalikan modal.
Nasdem, kata Rio, mengubah pendekatan dengan membiayai caleg sehingga mereka tidak usah terlibat dalam politik transaksional saat duduk sebagai anggota legislatif dan fokus pada tugas legislasi serta mengawasi eksekutif.
Nasdem mendukung aktivis politik, anggota DPR yang kritis tetapi dikecewakan partainya, untuk menjadi caleg pada Pemilu 2014.