Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pancasila Rumah Kita" Dilantunkan Kembali

Kompas.com - 07/06/2012, 03:09 WIB

Juni sebagai bulan Bung Karno, Rabu (6/6), diperingati secara terpisah di Jakarta oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Universitas Bung Karno.

Acara bertajuk ”Bung Karno di Mata Dunia: 111 Tahun Gagasan dan Tindakan” semalam diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta, antara lain dihadiri Ketua DPR Marzuki Alie, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Wapres Hamzah Haz, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Budi Soepandji, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, dan Ketua PDI-P Puan Maharani.

Suasana khidmat tercipta semalam ketika lagu ”Pancasila Rumah Kita” karya penyanyi balada perjuangan almarhum Franky Sahilatua dilantunkan penyanyi Lea Simanjuntak. Lagu ini juga dilantunkan Lea tahun lalu di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, dalam rangka peringatan kelahiran Pancasila 1 Juni.

Acara peringatan hari lahir Bung Karno 111 tahun di Universitas Bung Karno, Menteng, Jakarta, kemarin antara lain ditandai dengan orasi Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri; Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh; pengacara senior OC Kaligis; dan Rektor Universitas Bung Karno Radi A Gani. Hadir antara lain Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Ketua Umum Partai Pelopor Eko Sancoyo, dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Tyasno Sudarto, pengusaha Lucy Liu, serta para mahasiswa UBK.

Tap MPRS XXXIII/1967

Di UBK, Rachmawati dan Surya Paloh menyerukan kembali pencabutan Ketetapan (Tap) Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) XXXIII/1967.

”Demokrasi itu harus disertai norma dan tatanan hukum yang memadai, jadi seperti demokrasi terpimpin itu. Itu bukan artinya pemerintahan otokrasi,” ujar Paloh. Paloh juga mengatakan, saat ini yang terjadi adalah demokrasi sangat liberal.

Ia juga menjanjikan, jika Partai Nasdem menang dan punya wakil di DPR, maka yang akan dikerjakan pertama dan segera adalah berusaha mencabut Tap MPRS XXXIII itu. ”Masak Bung Karno sebagai salah satu pendiri negara ini tetap sebagai tahanan politik,” ujarnya.

TAP MPRS XXXIII/1967 itu antara lain berisi tentang pencabutan kekuasaan Bung Karno sebagai presiden dan larangan Bung Karno melakukan kegiatan politik sampai pemilihan umum. ”Tap ini bila tidak dicabut secara formal akan menjadi penjara politik bagi Bung Karno selamanya,” ujar Rachma.

Acara di UBK kemarin ditandai pengumuman penyelenggaraan pergelaran kolosal tentang Bung Karno berjudul Dharma Gita Maha Guru yang disutradarai Rachmawati dan Maman S Tegeg. Para pemain antara lain Widyawati, Anjasmara, Sujiwo Tejo, Iwa K, Kadir, Tarzan, dan Damaris Moralis. (OSD/EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com