Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri Tularkan 'Virus' Saweran Demi Kemandirian

Kompas.com - 06/06/2012, 16:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur dari jalur independen berhasil menularkan 'virus' saweran demi meningkatkan kemandirian masyarakat lokal. Dalam kesempatan itu, Faisal mengajak warga setempat untuk berupaya sendiri membangun mushola tanpa minta bantuan dari pihak lain.

''Budaya seperti ini harus terus ditularkan dan kita memang harus memulainya sebagai pancingan,'' kata Faisal usai acara temu warga Kampung Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (5/6/2012).

Dalam acara tersebut, Faisal mengatakan bahwa dengan uang Rp 10.000, yang notabene lebih murah dari harga rokok sebesar Rp 12.000, warga bisa mengupayakan sendiri pembangunan mushola mereka.

''Saya tidak menyangka, warga bisa tergerak dengan seruan ini. Kalau saweran seperti ini bisa dilakukan tiap minggu, Insya Allah, mushola yang kita impikan ini akan segera menjadi kenyataan,'' kata ayah dari tiga anak ini.

Menurut Faisal, ide yang terinspirasi dari ideologisasi gerakan petani organik di Sumatera Barat yang dia dirikan tersebut diharapkan bisa menjadi momentum penyadaran diri mereka.

''Itu adalah transformasi sistem pertanian dari kimiawi ke organik , tapi proses ideologi di dalamnya ada terkandung prinsip keseimbangan alam. Kalau kita terus membeli pupuk kimiawi, uangnya akan lari ke kapitalis internasional. Ini merupakan perlawanan terhadap sistem ekonomi yang telah ada,'' kata peraih penghargan Pejuang Antikorupsi 2003, yang diberikan Masyarakat Profesional Madani (MPM).

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Faisal Basri-Biem Benjamin mendapat julukan ''Gubernur dan Wakil Gubernur Saweran'' karena kegigihan mereka dalam menggalang dana serta menerima sumbangan warga dalam upaya memperebutkan kursi DKI 1.

Menurut Faisal, dengan dukungan dana warga dalam bentuk saweran, berarti dirinya dan Biem berutang pada warga, bukan kepada partai pendukung dan bandar-bandar yang berada di balik mereka.

''Kalau berutang kepada partai dan bandar, calon gubernur setelah jadi gubernur akan melupakan warga. Yang dipikirkan hanya bagaimana melunasi utang kepada mereka. Ini yang selalu kami hindari. Kami berutang pada warga Jakarta, makanya kami akan mendengarkan apa mau mereka. Ini sudah menjadi tekad kami dalam membangun Ibu Kota ini,'' kata peraih FEUI Award 2005, untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam bidang sosial kemasyarakatan, Depok, pada 17 September 2005. ***

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com