Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buyung Gundah Akan Masa Depan Bangsa

Kompas.com - 25/05/2012, 22:19 WIB
Susana Rita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, mengaku gundah-gulana melihat keadaan bangsa belakangan ini.

Ia merasa, semua hal bukannya membaik tetapi justru semakin parah Ia juga merasa negara juga tak jelas akan dibawa ke arah mana.

"Semua merasakan, semua makin parah. Kita dahulu berhasil mendobrak pintu demokrasi, membuka pintu demokrasi, sehingga kita memiliki kebebasan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat. Akan tetapi, cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera malah semakin jauh," ujar Adnan Buyung, ketika memberi sambutan dalam peluncuran bukunya Jumat (25/5/2012) sore.

Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menggunakan hati nuraninya dan mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa. Hal ini dilakukan sesuai dengan tugas dan kemampuan masing-masing.

Terkait kepemimpinan nasional, Buyung juga menyatakan tidak berhenti mengritik Presiden. "Kita boleh saja terpesona dengan gaya dan citranya. Tetapi gaya dan pencitraan saja tidak cukup," ujar advokat senior tersebut.

Sebagai orang yang pernah menjadi penasihat Presiden, Adnan Buyung mengungkapkan bahwa secara personal SBY adalah orang yang baik. Namun, menurut dia, menjadi pemimpin bangsa tidak cukup dengan baik saja.

Sementara itu pengamat politik Yudi Latif, mengungkapkan, salah satu syarat utama menjadi presiden adalah bermoral.

Ia mengutip pernyataan Presiden Amerika Serikat, Theodore Roosevelt, yang pernah menyatakan, kepresidenan itu sangat begitu nyata sebagai kepemimpinan moral. Karenanya seseorang yang tidak bermoral tidak boleh bermimpi menjadi presiden.

"Menjadi presiden tidak cukup dengan modal uang dan populer saja," ungkap Yudi.

Namun, jelas Yudi, moralitas yang dimaksud bukanlah moralitas yang diukur dari seberapa sering seseorang beribadah dan semacamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com