Jakarta, Kompas
Anas berjanji akan menindak kader partainya yang melakukan penolakan, termasuk memukul anggota rombongannya, di Ternate. ”Kami tidak menoleransi kekerasan. Pasti ada tindakan,” kata Anas setelah mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Kamis. Setelah ditolak di Ternate, Anas dan rombongan langsung terbang ke Manado.
Kedatangan Anas dan Ibas di Manado juga dikawal ketat dan lebih cepat sehari daripada jadwal semula. Anas menegaskan, perlakuan yang dialami rombongan DPP Partai Demokrat di Ternate jelas mencederai kewibawaan dan kehormatan partai.
Kepala Polres Ternate Ajun Komisaris Besar Slamet Topan menjelaskan, rombongan DPP Partai Demokrat tiba di Ternate sekitar pukul 09.30. Sebelum mereka tiba, di bandara itu menanti ratusan simpatisan Partai Demokrat. Mereka ingin Anas dan
Adu mulut antarkader Partai Demokrat pun terjadi, bahkan terjadi dorong-mendorong di antara mereka. Namun, Slamet mengaku belum menerima laporan adanya pemukulan terhadap anggota rombongan Anas. ”Aparat siaga di bandara dan bersiap mengawal rombongan ke hotel tempat musda dilaksanakan,” katanya. Namun, Anas dan Ibas mungkin merasa tidak nyaman di Ternate sehingga memilih langsung meninggalkan kota itu.
Saat perselisihan di Bandara Ternate itu terjadi, ada pula Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Malut Thaib Armaiyn. Thaib kini menjabat Gubernur Malut.
Kisruh itu diduga terkait dua kelompok di Partai Demokrat di Malut yang ingin menggelar musda. Kelompok pertama dipimpin Rahmi Husen, anggota DPRD Malut. Kelompok kedua dipimpin Thaib. Anas dan Ibas rencananya akan menghadiri musda yang digelar kelompok Rahmi. Thaib dan Rahmi diduga ingin menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Malut.
Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul serta Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Denny Kailimang menegaskan, Thaib harus bertanggung jawab atas insiden di Ternate. Insiden itu diduga dilakukan pendukung Thaib, yang merasa tak lagi didukung DPP Partai Demokrat.