Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasyim Muzadi: Mbah Lim Fanatik Pancasila

Kompas.com - 25/05/2012, 03:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi mengenang almarhum KH Rifai Muslim Imampuro (Mbah Lim) sebagai sosok kiai yang fanatik terhadap Pancasila.

"Beliau sangat fanatik kepada Pancasila," kata Hasyim di Jakarta, Kamis, saat menyampaikan kenangannya terhadap Mbah Lim yang wafat Kamis pagi sekitar pukul 05.00 WIB di RSI Klaten.

Bahkan, menurut Hasyim, penerimaan NU terhadap Pancasila tidak terlepas dari peran pengasuh Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten, Jawa Tengah itu.

"NU menerima Pancasila atas dukungan beliau dari segi spiritual, kemudian dirumuskan oleh KH Ahmad Siddiq secara filosofis, historis dan syar’i. Jadi penerimaan NU terhadap Pancasila tidaklah semata-mata politis," kata Hasyim.

Hasyim menuturkan, meskipun fanatik terhadap Pancasila, bukan berarti Mbah Lim mempersamakan Pancasila dengan agama.

Namun, Mbah Lim percaya bahwa perjuangan Pancasila, melalui nilai dan normanya, akan mengantarkan Indonesia ke jalan agama.

Mbah Lim, lanjut Hasyim, selalu mengatakan ’Pancasila Sakti’ karena proses agamisasi Indonesia tidak bisa melalui kekuasaan semata namun melalui nilai, norma, dan budaya Pancasila.

"Kini kita kehilangan pahlawan Pancasila yang tulus, yang melihat Pancasila sebagai jalan tak terelakkan bagi kaum Muslimin dan bangsa Indonesia. Pengkhianatan atas nilainya hanya akan membuat Indonesia bubrah," kata Hasyim.

Selain sebagai sosok Pancasilais, Hasyim juga mengenang Mbah Lim sebagai sosok unik, bahkan banyak yang percaya bahwa Mbah Lim adalah waliyullah.

"Tapi terlepas dari polemik waliyullah karena yang tahu seseorang wali atau tidak adalah sesama waliyullah, yang jelas beliau adalah pejuang mukhlis tanpa pamrih," katanya.

Mbah Lim punya kebiasaan mendekati para pejabat atau penguasa dan para aktivis untuk meluruskan langkah-langkah mereka.

"Sama sekali bukan untuk meminta-minta sesuatu, namun benar-benar untuk menasehati bahkan menjewer. Sosok ini sudah langka sekarang, karena yang banyak adalah meminta-minta," kata Hasyim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com