Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar dan Megawati Perlu Galang Regenerasi Bangsa

Kompas.com - 23/05/2012, 12:23 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok berpengalaman dalam perpolitikan nasional, seperti Akbar Tandjung dan Megawati Soekarnoputri, perlu berperan aktif menggalang proses terciptanya regenerasi dengan mengupayakan elemen muda tampil sebagai bagian dalam kepemimpinan nasional melalui Pemilihan Umum Presiden (Pilres) 2014.

Pasalnya, kedua tokoh itu memiliki pengalaman politik yang mumpuni untuk ikut mewujudkan suatu keniscayaan sejarah terkait pergantian generasi kepada kaum muda guna memimpin bangsa ke depan.   "Proses alih generasi harus dikawal bersama, baik oleh orang muda maupun generasi sebelumnya, seperti Akbar Tandjung dan Megawati, bila ingin melihat bangsa ini berkembang maju di bawah keikutsertaan unsur muda yang juga berhak atas kepemimpinan bangsa," papar Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta, Rabu (23/5/2012).

Dikatakan Syahganda, tokoh nasional yang telah mengenyam asam garam kekuasaan hendaknya memprioritaskan kelahiran mandat baru bagi orang muda, sebagai pemimpin nasional. Artinya, tidak peduli apakah bentuknya dengan mengusung kekuatan muda sebagai calon wakil presiden atau calon presiden menghadapi Pilpres 2014.  

"Sejauh kalangan muda yang dipersiapkan mewadahi aspek kepantasan dan dapat didukung secara nasional, termasuk yang memiliki kelayakan untuk menjamin basis kemandirian bangsa, tidak antidemokrasi, serta sanggup membangun kesejahteraan rakyat, maka orang muda seperti itu harus diperjuangkan menjadi pemimpin," tuturnya.

Syahganda menjelaskan, tidak ada alasan bagi tokoh lama untuk tidak melapangkan jalan terhadap keperluan renegerasi kepemimpinan nasional kepada kaum muda, mengingat kenyataan sejarah di berbagai negara yang kini telah banyak dimasuki oleh barisan pemimpin muda, selain kerinduan sejumlah besar masyarakat di Tanah Air. Apalagi, lanjutnya, tokoh-tokoh itu juga diibaratkan tidak lagi berorientasi dalam agenda kekuasaan, di samping memang saatnya mendudukkan diri selaku negarawan yang tugas utamanya mengedepankan tanggung jawab moral berbangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com