Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Identifikasi Korban Sukhoi Capai Rp 800 Juta

Kompas.com - 20/05/2012, 21:39 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama 12 hari bekerja, Kepolisian RI menghabiskan dana sebesar Rp 800 juta untuk proses identifikasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100. Dana yang digunakan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) ini berasal dari pos anggaran darurat APBNP 2012.

"Itu dana kontingensi digunakan dalam rangka sarana dan prasarana pemeriksaan DNA, " jelas Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, dalam jumpa pers di RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Minggu (20/5/2012).

Sejak terjadinya kecelakaan pesawat buatan Rusia itu 9 Mei lalu, Polri membentuk tim DVI yang terdiri dari 150 orang. Tim itu terdiri dari tim ahli Mabes Polri, Polda Jawa Barat, dan bantuan tim identifikasi dari Rusia. Tim ini tersebar di sejumlah posko DVI yaitu di sekitar lokasi jatuhnya pesawat, di Gunung Salak, 3 tim di ante mortem (data riwayat hidup sebelum meninggal) di Bandara Halim Perdana Kusuma dan 6 tim post mortem di RS Polri.

"Mereka bekerja 24 jam. Dibagi dalam 3 shift dan tidak mengenal libur, karena masyarakat dan negara asing menuntut kita bekerja cepat, tepat, dan akurat. Dengan kerja keras, maka seluruh korban yang dinyatakan hilang, berhasil kita identifikasi," kata Boy.

Tim DVI melakukan identifikasi korban kecelakaan Sukhoi melalui potongan tubuh jenazah yang ditemukan tim SAR di Gunung Salak. Tim ini mengumpulkan data ante mortem yang didapat dari keluarga korban dan post mortem (data setelah meninggal) milik 45 korban.

Awalnya, DVI Polri tidak menargetkan waktu tertentu dalam proses identifikasi ini, karena banyaknya jenazah yang tidak utuh saat ditemukan di lokasi. Saat itu, Direktur Eksekutif DVI, Komisaris Besar Anton Castilani menyatakan berdasarkan pengalaman, proses identifikasi membutuhkan waktu dua minggu. Namun, dalam waktu 12 hari, ternyata DVI berhasil menuntaskan identifikasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

    Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

    Nasional
    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    Nasional
    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com