Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga YS Minta Maaf kepada Masyarakat

Kompas.com - 16/05/2012, 06:15 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga dari tersangka pengunggah foto palsu kecelakaan Sukhoi Superjet 100, YS, meminta maaf kepada masyarakat atas tersebarnya foto yang sempat meresahkan berbagai kalangan tersebut. Keluarga menyatakan, YS tidak memiliki kepentingan apa pun saat mengunggah foto itu.

"Saya pribadi meminta maaf kepada masyarakat di seluruh Indonesia, kepada para korban Sukhoi mohon maaf yang sebesar-besarnya. Anak saya secara tidak disengaja melakukannya," ujar ibu YS berinisial LA saat mendampingi pemeriksaan anaknya, di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (15/5/2012).

LA mengaku, YS mendapat foto itu darinya. Ia mengirimnya melalui pesan di BlackBerry Messenger. Gambar itu dikirimnya sebagai ungkapan empati atas peristiwa kecelakaan Sukhoi Superjet 100.

Hal yang sama kemudian ditiru oleh YS. Dengan alasan empati, ia pun mengunggah foto tersebut ke akun Twitter pribadinya. "Saya dapat dari BBM teman ke teman ya biasa saja dan saya berikan kepada anak saya (YS) sebagai bentuk rasa empati saya saja. Anak saya pun tidak ada niat apa-apa," jelas LA.

Hal senada juga diungkapkan kuasa hukum YS, Muhammad Yahya Rasyid. Menurutnya, YS tidak memiliki kepentingan tertentu dengan menyebarkan foto itu. "Dia dapatkan dari ibunya sendiri tanpa mengkroscek gambar itu korban Sukhoi atau tidak. Langsung saja dia upload di Twitter-nya karena empati terhadap gambar itu. Mungkin dia pikir gambar itu asli," jelas Yahya.

Yahya mengungkapkan bahwa YS hanya mengunggah satu foto, yang menggambarkan dua jenazah dalam kondisi tewas terbakar. Namun, dua jam kemudian setelah foto yang diunggahnya mendapat respons negatif, kata Yahya, kliennya langsung menghapus foto tersebut.

YS juga menyerahkan diri kepada polisi, setelah mengetahui berbagai kecaman dari publik terhadap foto itu. Ia depresi dan tak menyangka foto yang dianggapnya sebagai ungkapan empati justru meresahkan publik.

"Kalau dia mau merekayasa foto itu ngapain dia cantumkan identitas yang jelas, alamat dan mukanya yang jelas di Twitter. Kita bisa lihat iktikad baik dari YS. Saat ini pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik Bareskrim," tandas Yahya.

Saat ini mahasiswa dari sebuah perguruan di Lampung itu telah ditetapkan menjadi tersangka oleh Markas Besar Polri. Ia dituduh memanipulasi informasi melalui foto yang diunggahnya tentang korban kecelakaan Sukhoi. Atas perbuatannya, YS dikenakan Pasal 35 juncto 51 ayat 1 UU 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

    Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

    Nasional
    Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

    Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

    Nasional
    Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

    Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

    Nasional
    Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

    Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

    Nasional
    Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

    Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

    Nasional
    Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

    Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

    Nasional
    Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

    Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

    Nasional
    Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

    Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

    Nasional
    Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

    Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

    Nasional
    Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

    Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

    Nasional
    Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

    Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

    Nasional
    Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

    Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

    Nasional
    Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

    Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

    Nasional
    PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

    PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

    Nasional
    Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

    Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com