Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal ELT Sukhoi Diduga Terhalang Lembah

Kompas.com - 15/05/2012, 15:10 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alat emergency locator transmitter (ELT) dari pesawat Sukhoi Superjet 100 tidak mengeluarkan sinyal ke terminal receiver saat pesawat buatan Rusia itu menghantam tebing Gunung Salak, Jawa Barat pada Rabu (9/5/2012) lalu. Padahal, alat itu seharusnya langsung mengirimkan sinyal sehingga mudah dilakukan pencarian.

Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Daryatmo, menduga, hilangnya sinyal ELT Sukhoi saat tabrakan terjadi lantaran adanya perbedaan frekuensi sinyal antara ELT milik Sukhoi dan frekuensi terminal penerima milik Indonesia. Frekuensi ELT Sukhoi berada pada 121.5,203 Mhz. Sementara itu, frekuensi sinyal yang menjadi standar di Indonesia adalah 121.5,406 Mhz.

Menurut Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi, standar frekuensi yang digunakan dunia penerbangan saat ini adalah 121.5,406 Mhz atau sama seperti yang dipakai Indonesia. Kendati demikian, frekuensi lama masih tetap boleh digunakan.

"Yang lama masih boleh dipakai tapi satelit penerimanya sudah tidak ada. Kalau nggak ada satelitnya, boleh diganti pakai pesawat pencari," ujar Tatang, Selasa (15/5/2012), di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Dia mengatakan, pesawat pencari milik Basarnas sudah diganti frekuensinya menyesuaikan dengan frekuensi yang dimiliki Sukhoi, sehingga tim pun berhasil mengetahui posisi pesawat tersebut. Sementara untuk persoalan sinyal ELT Sukhoi yang tidak terpancar saat pesawat menabrak, Tatang menilai sinyal itu terhambat dengan kendala alam.

"Masalahnya kalau frekuensi itu, line offside. Lurus. Kalo lurus, dia bisa memancar. Tapi kalau ada gunung, sinyal tidak akan ketangkap penerima. Itu kan di lembah posisinya. Kalau pun bunyi, nggak akan ketangkep," papar Tatang.

Namun, jika ternyata ELT Sukhoi sama sekali tidak mengeluarkan sinyal, maka perlu penyelidikan lebih lanjut. "Kenapa nggak ada sinyal? Itu akan diteliti lebih dulu," kata Tatang.

ELT merupakan alat yang wajib dimiliki pesawat komersial. Alat itu akan secara otomatis mengirimkan sinyal jika pesawat terkena air atau pun menghantam suatu benda dengan keras. Namun, sinyal darurat dari ELT Sukhoi tidak terpancar saat Sukhoi Superjet 100 menghantam tebing Gunung Salak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com