Wajah-wajah Indonesia, Minggu (13/5) malam atau Senin (14/5) dini hari waktu di Jakarta, memenuhi lobi Grand Hotel Europa, Innsbruck, Austria. Mereka tampak ceria, menunggu kedatangan presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, di hotel yang beroperasi sejak 1869 itu.
Sebagian warga negara Indonesia lainnya menunggu di ruang pertemuan, Barrock Room. Saat Megawati tiba, setelah menempuh perjalanan sekitar lima jam dengan mobil dari Vienna, ibu kota Austria, warga yang datang pun bertepuk tangan.
”Kami menunggu kedatangan Ibu Megawati dan berharap bisa bertemu setelah mendengar kabar Ibu akan datang ke Innsbruck,” kata Harry Febriansyah, Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Austria. Megawati datang ke Innsbruck untuk menjadi pembicara utama dalam seminar internasional tentang perempuan dan politik, yang diadakan Wali Kota
Harry menambahkan, WNI di Austria bangga karena Megawati akan bicara tentang perempuan dan politik. Di Austria, peran perempuan dalam bidang politik amat besar. Bahkan, Wali Kota Innsbruck saat ini, Christine Oppitz-Plorer, adalah perempuan. Megawati menjadi bukti peran perempuan dalam bidang politik yang juga besar sehingga bisa menjadi presiden.
Namun, Harry dan WNI di Austria berharap Megawati dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjalankan politik dengan jujur dan berani. ”Karena katanya politik itu kotor. Padahal, tanpa politik tak ada negara,” katanya.
Megawati menanggapi, politik dibutuhkan untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Dan, yang menjalankan aktivitas politik itu salah satunya adalah partai politik. ”Tidak ada demokrasi tanpa partai politik. Karena itu, jangan membenci parpol, ya,” pesan Ketua Umum PDI-P itu.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Austria I Gusti Agung Wesaka Puja menyebutkan, di Innsbruck ada sekitar 70 WNI, sebagian pelajar. Bahkan, ada juga simpatisan PDI-P di Inns-
Dari sekitar 50 WNI yang hadir bertemu dengan Megawati, sebagian datang dari luar kota. Aji, pelatih ski salju, dan keluar-