Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didik: Warga Miskin Semakin Miskin Pendidikan dan Ketrampilan

Kompas.com - 11/05/2012, 13:49 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Walaupun dana pendidikan yang dianggarkan APBN sudah cukup besar, alokasi anggaran belum membantu warga miskin untuk mengakses pendidikan dan keterampilan yang memadai. Dampaknya adalah gap yang melebar antara warga kaya dan warga miskin.

"Warga miskin semakin miskin pendidikan dan keterampilan. Akibatnya, hidup mereka semakin terpinggirkan," ujar Didik J Rachbini saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/5/2012).

Didik menguraikan, penduduk dari golongan kurang mampu biasanya memiliki akses yang terbatas terhadap fasilitas pendidikan dan keterampilan. Sekolah-sekolah negeri yang bebas biaya belum bisa menampung anak-anak dari golongan kurang mampu.

"Sebagian besar dari mereka terpaksa harus menempuh pendidikan di sekolah-sekolah swasta yang tidak gratis," kata Didik.

Itupun bukan sekolah swasta dengan fasilitas memadai yang bisa diakses mereka. Kehadiran Sekolah-sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan rintisannya (RSBI) ikut menyulitkan akses pendidikan berkualitas bagi mereka yang miskin. Pasalnya, sekolah-sekolah berstatus SBI dan RSBI menerapkan standar biaya yang jauh dari jangkauan mereka.

Didik mengakui, pendidikan berkualitas tidak murah. Namun, menurut pengamat ekonomi ini, pada titik inilah faktor perhatian pemerintah sangat menentukan. Pemerintah bisa berperan membuka akses bagi kaum miskin, misalnya melalui alur penyaluran dana pendidikan maupun melalui program beasiswa.

"Pemerintah bisa menyalurkan dana pendidikan juga ke sekolah-sekolah swasta non SBI atau RSBI. Pemerintah juga bisa upayakan anak-anak berprestasi dari kalangan kurang mampu belajar di sekolah unggulan maupun perguruan tinggi," urai bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Hidayat Nur Wahid.

Profesor ekonomi dari kalangan biasa ini ingin siswa-siswa berprestasi lainnya juga bisa menjangkau pendidikan hingga tingkat tertinggi atau mendapatkan bekal keterampilan kerja yang memadai sebelum terjun ke dunia kerja. Karena itu, pihaknya berjanji akan memprioritaskan perhatian pada program pendidikan dan keterampilan bila terpilih memimpin Jakarta.

"Pendanaan bisa dengan kerja sama dengan pihak swasta atau dengan BUMN/BUMD melalui program CSR atau PKBL," urai Didik.

Ia juga menilai penting diadakannya pelatihan keterampilan khusus bagi lulusan SMA atau perguruan tinggi secara gratis sebelum memasuki dunia kerja. Dengan cara itulah, anak-anak dari keluarga kurang mampu akan memiliki akses kepada pendidikan dan keterampilan. Dengan cara demikian, mereka bisa keluar dari kungkungan kemiskinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com