Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Sukhoi yang Hilang Ditumpangi Jurnalis

Kompas.com - 09/05/2012, 18:16 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengatakan, pesawat penumpang sipil Sukhoi Superjet 100 yang hilang ketika melakukan penerbangan perdana, Rabu (9/5/2012), turut ditumpangi para jurnalis.

Total penumpang, kata Herry, berjumlah sekitar 40 orang. Saat ini, tim yang terdiri Badan SAR Nasional tengah dikerahkan untuk mencari pesawat buatan Rusia tersebut. Terkait dugaan penyebab hilangnya tersebut, Herry mengaku belum mengetahuinya.

"Kita tidak mau menduga-duga," kata Herry.

Menurut Herry, penumpang berada di dalam pesawat Sukhoi tersebut atas undangan pihak Sukhoi.

Pasalnya, setiap ada pesawat baru, pihak Sukhoi kerap mengundang orang untuk turut serta dalam penerbangan tersebut. Sementara, itu, Kantor berita RIA Novosti pada pukul 14.09 WIB menyatakan, pesawat tersebut membawa 44 orang, yang terdiri atas delapan warga Rusia dan 36 warga negara asing.

Pesawat dinyatakan gagal kembali ke bandar udara tempat keberangkatan, setelah melakukan demo terbang. Pesawat tersebut berada di Jakarta dalam rangka menggelar pertunjukan keliling (road show) ke beberapa negara termasuk Indonesia.

Dalam siaran pers Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Selasa (8/5/2012), disebutkan pameran dan presentasi produk digelar di Jakarta, Rabu (9/5/2012) ini, termasuk atraksi peragaan terbang. Selain di Indonesia, pameran dan peragaan terbang serupa juga akan digelar di beberapa negara seperti Kazakhstan, Pakistan, Myanmar, Laos, Vietnam.

Disebutkan, pesawat jenis ini mampu mengangkut 98 penumpang dan mampu menjelajah hingga jarak 3.048 kilometer untuk versi dasar, atau 4.578 kilometer untuk versi pesawat jarak jauh, dengan ketinggian terbang hingga 12.200 meter.

Uji terbang pertama digelar Mei 2008. Pada tahun 2011, seri pertama pesawat yang telah mengantongi sertifikat dari otoritas sertifikasi Rusia (Russian Certification Authority) IAC AR dan EASA, dibeli dan digunakan maskapai penerbangan Armenia "Armavi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com