Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Dana Cek Perjalanan Belum Terungkap

Kompas.com - 09/05/2012, 14:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyandang dana di balik pembelian cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) yang menjadi alat suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 (DGSBI 2004) belum terungkap dalam amar putusan perkara Nunun Nurbaeti.

Dalam putusan yang dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (9/5/2012), itu dinyatakan bahwa Nunun terbukti memberikan cek perjalanan BII ke anggota DPR 1999-2004 terkait pemilihan DGSBI 2004 yang dimenangkan Miranda S Goeltom. Nunun dihukum dua tahun enam bulan ditambah denda Rp 150 juta yang dapat diganti tiga bulan kurungan.

Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi, M Rum, mengatakan, dalam putusannya, hakim memang tidak menyebut penyandang dana dalam kasus ini karena tidak ada saksi yang mengungkapkan hal tersebut selama persidangan. "Memang tidak ada yang menyebutnya di persidangan. Seperti itu yang didengar," kata Rum.

Putusan hakim ini menyimpulkan bahwa cek perjalanan berasal dari Nunun. "Kecuali Bu Nunun bisa menjelaskan itu uangnya dari mana," sambung Jaksa Rum.

Namun, seperti yang diberitakan sebelumnya, Nunun mengaku tidak tahu sumber cek perjalanan yang menjadi alat suap dalam kasusnya itu. "Tidak (tahu), Yang Mulia," kata Nunun saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan sebelumnya, Senin (16/4/2012).

Istri mantan Wakil Kepala Polri, Komjen (Purn) Adang Daradjatun, itu juga mengaku lupa bagaimana uang Rp 1 miliar yang merupakan hasil pencairan cek perjalanan BII itu bisa masuk ke rekeningnya. Sekarang, tinggal Miranda Goeltom yang belum diadili terkait kasus ini. Perkara Miranda masih dalam tahap penyidikan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Apakah asal usul cek perjalanan kemudian dapat terungkap dalam persidangan Miranda, Jaksa M Rum menjawab, "Bisa saja, kita lihat nanti dalam persidangan."

Sosok Indah

Persidangan Nunun yang berlangsung selama lebih kurang sebulan di Pengadilan Tipikor tersebut memunculkan sosok baru dalam kasus ini. Dialah Indah, sosok yang disebut saksi cash officer Bank Artha Graha, Tutur, sebagai orang yang menandatangani konfirmasi pemesanan cek perjalanan dari Bank Artha Graha ke BII.

Indah dianggap dapat menjadi pintu masuk untuk mengungkap penyandang dana di balik pembelian cek perjalanan BII tersebut. Menurut saksi Tutur, Indah-lah yang mengambil 480 lembar cek perjalanan di Bank Artha Graha pada 8 Juni 2004.

Hanya beberapa jam setelah Indah mengambil cek perjalanan di Bank Artha Graha, cek itu sudah berpindah tangan ke anggota DPR yang diserahkan Nunun melalui Arie Malangjudo, anak buah Nunun di PT Wahana Esa Sejati. Tidak ada bukti jejak Indah selain nama dan tanda tangan. Atas fakta persidangan ini, KPK berjanji akan menelusuri sosok Indah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

    "Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

    Nasional
    PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

    PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

    Nasional
    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Nasional
    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Nasional
    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Nasional
    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Nasional
    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

    Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com