Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Selesai, Akbar Menghilang dan Ical Bungkam

Kompas.com - 09/05/2012, 00:58 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat internal Partai Golkar antara DPP Partai Golkar dan Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang dimulai pukul 20.00 malam tadi baru usai sekitar pukul 23.15 WIB. Namun, suasana seusai rapat di kantor DPP Golkar itu tampak berubah. Dua tokoh utama, yaitu Ketua Umum Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung, tak mau mengomentari hasil rapat itu.

Aburizal yang akrab disapa Ical memilih tak menjawab pertanyaan wartawan terkait hasil rapat tersebut. Padahal, salah satu hal yang dibahas dalam rapat itu menyangkut wacana pencalonan tunggal dirinya sebagai calon presiden dari Golkar yang belakangan ditentang oleh Dewan Pertimbangan (Wantim). Salah satu yang menentangnya adalah Akbar Tandjung.

"Tanya saja pada Pak Idrus (Sekjen DPP Golkar Idrus Marham)," kata Ical sambil berlalu memasuki mobil pribadinya, Selasa (8/5/2012) malam.

Sementara itu, Akbar tak terlihat seusai rapat tersebut. Saat dihubungi melalui telepon seluler, ia pun tidak merespons. Padahal, kedua tokoh senior Golkar itu sempat terlihat akrab saat rapat tersebut akan dimulai.

Sebelum rapat berlangsung, Akbar sempat menyatakan bahwa Golkar juga memiliki Jusuf Kalla (JK) sebagai tokoh partai yang punya peluang besar menjadi capres pada Pemilu 2014. "Ya, Pak JK memang tokoh Golkar. Kita lihat dulu, kalau memang sistemnya terbuka seperti yang kami usulkan, maka tentu beliau punya peluang besar," ujarnya.

Dalam jumpa pers seusai rapat, Idrus Marham mengatakan tak ada keputusan dalam rapat itu. Hal itu dikarenakan agenda rapat hanya konsultasi antara DPP dan Wantim. Ia membenarkan bahwa salah satu pembahasan memang mengenai pencalonan tunggal Ical untuk Pemilu 2014 nanti.

Idrus membantah adanya ketidakcocokan antara DPP dan Wantim Golkar mengenai pencalonan Ical. "Dari tadi kesepakatan yang ada, kita ingin Golkar ini besar, kita ingin capres dari Golkar yang menang. Belajar dari sejarah setelah era Reformasi, belum pernah calon dari Golkar ini menang. Jadi semangat dan kesepakatan itu sama antara Dewan Pertimbangan dan DPP. Jadi saya kira tidak ada masalah," kata Idrus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

    Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

    Nasional
    Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

    Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

    Nasional
    KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

    KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

    Nasional
    Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

    Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

    Nasional
    Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

    Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

    Nasional
    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Nasional
    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Nasional
    KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

    Nasional
    Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

    Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

    Nasional
    Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

    Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

    Nasional
    Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

    Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

    Nasional
    Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

    Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com