Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku Terakhir Endang Rahayu Dicetak Pukul 03.00 Pagi

Kompas.com - 03/05/2012, 11:34 WIB
Indira Permanasari S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah khusyuknya pemberian penghormatan terakhir untuk almarhum mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, sebuah buku saku setebal 212 halaman beredar terbatas di kalangan wartawan dan pejabat Kementerian Kesehatan, Kamis (3/5/2012) pagi.

Buku bersampul coklat dengan foto diri Endang berjudul Untaian Garnet dalam Hidupku itulah buku terakhir perempuan yang mengembuskan napas terakhir pada Rabu (2/5/2012) kemarin.

"Buku tersebut merupakan buah pikiran Endang di saat-saat terakhirnya. Buku itu mulai ditulis saat Bu Endang mulai dirawat di RSCM," ujar Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, Hikmandari, yang membantu Menkes Endang mengurus penerbitan buku itu.

Sabtu pagi pekan lalu, 28 April 2012, Hikmandari masih mengingat Endang Rahayu menagih dummy buku itu. "Kalau Kamis ini jadi, saya mau lihat bukunya," ujar Hikmandari meniru ucapan Endang saat itu.

"Saya hanya bisa bilang, kalau ibu mau lihat buku itu, ibu harus kuat," lanjut Hikmandari saat ditemui di acara pemberian penghormatan terakhir Endang Rahayu di Ruang J Leimena, Gedung Dr Adhyatma, Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Kuningan.

Apa daya, takdir memilih jalannya sendiri. Endang Rahayu telah berpulang sebelum sempat melihat buku itu. Namun, Hikmandari dan tim dari penerbit tetap mencetak buku itu pada tahap awal sebanyak 100 eksemplar untuk dibagikan kepada sejumlah pelayat.

"Buku itu baru naik cetak tadi pagi pukul 03.00 dan langsung kami bawa ke kantor Kementerian Kesehatan," ujar Christina M Budiani dari penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.

Dalam buku tersebut, Endang Rahayu menuangkan cuplikan kisah-kisah menarik sejak mulai meniti karier sebagai dokter, menempuh pendidikan di luar negeri, menjadi seorang peneliti, pengalaman sebagai seorang ibu, hingga diangkat sebagai Menteri Kesehatan. Ilustrasi foto di dalam buku itu dikerjakan ulang oleh putranya, Arinanda Wailan Mamahit.

"Menulis itu sukma! Kedalaman jiwa dapat muncul ke permukaan ketika saya mulai merangkai kata lewat kejujuran hati... tertanda: RSCM Jakarta, April 2012, Endang Rahayu Sedyaningsih Mamahit." Itulah sepenggal kata pengantar terakhir Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

    Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

    Nasional
    Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

    Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

    Nasional
    Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

    Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

    Nasional
    Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

    Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

    Nasional
    Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

    Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

    Nasional
    Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

    Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

    Nasional
    Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

    Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

    Nasional
    Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

    Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

    Nasional
    Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

    Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

    Nasional
    Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

    Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

    Nasional
    Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

    Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

    Nasional
    1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

    1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

    Nasional
    Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

    Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

    Nasional
    Kala Hakim MK Beda Suara

    Kala Hakim MK Beda Suara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com