Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Jalan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih

Kompas.com - 02/05/2012, 13:29 WIB

KOMPAS.com — Setelah berjuang melawan kanker paru-paru selama tiga minggu dalam perawatan di Paviliun Kencana RSCM, mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih (57) akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (2/5/2012) pukul 11.41 WIB. Menkes dideteksi menderita kanker sejak Oktober 2010, setahun setelah menjabat sebagai menteri untuk periode 2009-2014.

Selama 1,5 tahun terakhir, Endang Rahayu mulai menjalani perawatan untuk melawan penyakitnya itu, baik di dalam maupun di luar negeri, hingga akhirnya tiga minggu yang lalu dia dilarikan ke RSCM karena merasa nyeri di tubuhnya.

Pengobatan yang selama ini telah dijalani mantan Menkes antara lain radiasi lokal dan bedah beku, tujuannya untuk mengobati kanker secara lokal serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Kondisi mantan Menkes mengalami penurunan sejak dua hari yang lalu dan berada dalam kondisi kritis sejak Selasa (1/5/2012) pagi. Ia dimasukkan dalam perawatan ICU.

Namun, sel kanker yang telah menyebar ke bagian lain di tubuhnya membuat Endang Rahayu akhirnya wafat, meninggalkan seorang suami, Dr Reanny Mamahit, SpOG, MM, dua putra dan satu putri. Putra pertama bernama Arinanda Wailan Mamahit, putra kedua bernama Awandha Raspati Mamahit, dan anak putri paling kecil bernama Rayinda Raumanen Mamahit.

Perjalanan Karier

Nama Endang Rahayu Sedyaningsih mulai dikenal luas sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkatnya menjadi Menteri Kesehatan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pada Oktober 2009.

Penunjukan menteri kelahiran Jakarta, 1 Februari 1955, oleh Presiden Yudhoyono itu cukup mengejutkan karena diumumkan di saat-saat terakhir.

Sebelumnya, nama Endang tidak pernah disebut dalam daftar nama calon menteri yang diuji Presiden hingga hari-hari terakhir pengumuman susunan kabinet. Sebagian besar orang mengira posisi yang sebelumnya ditempati Siti Fadilah Supari itu akan diisi istri mantan Menteri Kesehatan Farid Anfasa Moeloek, Nila Djuwita Moeloek.

Bahkan, Nila Moeloek sudah sempat menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Jakarta bersama dengan para kandidat menteri yang lain.

Endang Rahayu yang menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan kemudian diangkat menjadi Menteri Kesehatan periode 2009-2014. Ia berjanji akan melakukan reformasi di sektor kesehatan.

Endang memperoleh gelar sarjana pada tahun 1979 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan melanjutkan spesialisasi Kesehatan Masyarakat di Harvard School of Public Health di Boston, Amerika Serikat, tahun 1992. Ia kemudian mengambil program doktor, juga di Harvard dan lulus pada 1997.

Endang juga pernah berkarier di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Geneva, Swiss, di bidang penanganan penyakit menular dan memegang peran penting. Dia menjabat sebagai penasihat teknis pada Departemen Penyebaran Penyakit dan Respons di Geneva, Swiss, tahun 1997-2006.

Endang Rahayu Sedyaningsih mengundurkan diri dari jabatan sebagai Menteri Kesehatan pada 29 April 2012. Ia menyampaikan pengunduran diri ini kepada Presiden Yudhoyono yang datang menjenguknya di RSCM.

Presiden menerima pengunduran diri Endang dan menunjuk Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti untuk menjalankan tugas kementerian beserta pejabat-pejabat Kementerian Kesehatan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Nasional
    Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Nasional
    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Nasional
    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Nasional
    Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

    Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

    Nasional
    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Nasional
    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Nasional
    Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

    Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

    Nasional
    Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

    Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

    Nasional
    Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

    Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

    Nasional
    Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

    Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

    Nasional
    IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

    IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

    Nasional
    Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

    Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

    Nasional
    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com