Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemdikbud Lamban, ICW Kecewa...

Kompas.com - 27/04/2012, 16:18 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Hendri menyesalkan lambannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam merespon pengaduan bocornya soal Ujian Nasional (UN).

Kekecewaan itu ia ungkapkan setelah permohonannya kepada Kemdikbud untuk mencocokkan kunci jawaban yang diduga bocor dengan kunci jawaban yang dimiliki oleh Kemdikbud belum dapat dibeberkan hasilnya.

"Sudahlah, mereka tidak memahami apa yang kami maksud," kata Febri, Jumat (27/4/2012), di gedung Kemdikbud, Jakarta.

Ia menjelaskan, tujuan dirinya mendatangi Kemdikbud adalah ingin mengetahui seberapa besar akurasi kunci jawaban yang diduga bocor dengan kunci jawaban versi Kemdikbud.

Menurutnya, mencocokkan kunci jawaban itu tidak akan memakan waktu lama, karena sudah diketahui jenis pelajaran yang diujikan lengkap dengan lima kunci jawaban untuk lima paket naskah soal.

"Sekarang kami belum bisa memastikan seberapa tinggi akurasi kebenaran kunci jawaban yang bocor karena pihak Kemdikbud belum menindaklanjuti," ujarnya.

Sementara itu, Peneliti Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Siti Juliantari juga ikut menemui perwakilan Kemdikbud menambahkan, ia menilai pihak Kemdikbud terlalu melebarkan persoalan.

Pasalnya, yang menjadi tuntutan ICW hari ini adalah agar dilakukan kroscek antara kunci jawaban. "Masa untuk mengkroscek kunci jawaban saja butuh beberapa hari. Benar bocor atau tidak, itu dulu. Selanjutnya bisa dikembangkan," kata Tari.

Diberitakan sebelumnya, Kamis (26/4/2012) kemarin, ICW bersama Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) membeberkan kunci jawaban yang diduga bocor sebelum ujian dilangsungkan.

Bocoran itu merupakan kunci jawaban untuk mata ujian Matematika siswaa SMP yang didapat dari sekolah di wilayah Jabodetabek.

Setelah dilakukan pendalaman, ICW dan FSGI menegaskan jika kunci jawaban itu memiliki akurasi yang cukup tinggi, yakni di atas 60 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com