Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belum Terima Laporan 3 TKI Tewas

Kompas.com - 24/04/2012, 14:40 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum menerima laporan resmi dari Kementerian Luar Negeri dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia terkait tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang tewas ditembak polisi Diraja Malaysia. Pada ketiga jenazah TKI ini ditemukan jahitan tidak wajar sehingga diduga mereka korban perdagangan organ ilegal.

"Belum ada laporan dari Kemenlu ataupun BNP2TKI yang khusus atau resmi," kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha kepada wartawan di Bina Graha, Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Menurut Julian, pemerintah masih melakukan verifikasi dan kronologi ditembaknya tiga TKI yang bernama Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon. Pemerintah akan mengambil langkah tegas jika ada unsur kriminal atas tewasnya ketiga TKI tersebut. Namun, langkah tersebut akan dilakukan secara hati-hati.

"Bagaimanapun kita harus hati-hati karena ini, kan, menyangkut hubungan baik kedua negara yang sangat penting," ujar Julian.

Insiden ini, sambung Julian, tidak merusak hubungan bilateral kedua negara. Menurutnya, setiap negara pasti akan menegakkan hukum dan keadilan. Insiden ini juga tidak merusak hubungan diplomatik kedua negara.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR, Rieke Dyah Pitaloka, mendesak pemerintah melakukan otopsi ulang terhadap ketiga jenazah tersebut. "Seharusnya kita lakukan lagi otopsi ulang di RSCM untuk mengklarifikasi. Sayangnya, selama ini tidak ada klarifikasi. Kasus ini perlu diawasi bersama," tutur Rieke.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Irgan Chairul Mahfiz mengatakan, Pemerintah Indonesia harus segera melakukan investigasi dan meminta penjelasan kepada Pemerintah Malaysia terkait penembakan, termasuk dugaan hilangnya organ tubuh.

"Kita mengecam keras Polisi Diraja Malaysia yang sewenang-wenang menembak TKI dan itu tindakan yang tak berperikemanusiaan. Harus segera dikirimkan nota protes oleh Kementerian Luar Negeri," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

    Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

    Nasional
    MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

    MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

    Nasional
    Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

    Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

    Nasional
    Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

    Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

    Nasional
    Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

    Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

    Nasional
    Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

    Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

    [POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

    Nasional
    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com