Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikrar: Golkar Harus Berpikir Beribu Kali Usung Ical

Kompas.com - 23/04/2012, 18:07 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, mengatakan, Partai Golkar perlu mempertimbangkan dengan matang pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014. Menurut dia, Partai Golkar harus belajar dari dua kali kegagalan dalam pencalonan sebelumnya.

Ikrar mengatakan, ketika Pemilu 2004, Partai Golkar membuka ruang bagi calon eksternal dalam konvensi Partai Golkar. Akibatnya, dukungan internal terhadap Wiranto tak bulat lantaran bukan tokoh internal. "Demikian juga dengan Jusuf Kalla yang tiba-tiba menyatakan diri sebagai capres. Ya, akibatnya seperti itu (kalah dalam Pemilu 2009)," kata Ikrar di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (23/4/2012).

Ikrar menilai tidak masalah dengan percepatan rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Golkar dari Oktober 2012 ke Juli 2012. Masalah utamanya, kata dia, jika rapimnas itu tidak membuka ruang bagi tokoh lain selain Ical untuk menjadi capres.

"Buat saya, mau rapimnas dipercepat atau tidak, yang penting mekanismenya benar dan ukurannya jelas. Ukuranya bukan cuma ketua umum, tetapi elektabilitas dia, kepemimpinan dia, dedikasi dia untuk Golkar, dan juga dedikasi dia untuk masyarakat secara keseluruhan. Tidak harus ketua umum dong," ucapnya.

Ikrar sependapat jika penentuan calon dengan melihat hasil survei. "Tapi tidak boleh ada penipuan-penipuan hasil survei seperti kata Fadel Muhammad (Wakil Ketua Umum Partai Golkar) yang mengatakan hasil survei dimenangkan Ical. Padahal, (hasil survei) yang paling tinggi Jusuf Kalla. Malah Ical di bawah Akbar. Nah kalau itu benar, harusnya mereka berpikir tidak hanya dua kali ya, tapi seribu kali untuk mencalonkan Ical jadi capres," kata Ikrar.

Ikrar juga meragukan pernyataan DPD Partai Golkar Jawa Timur yang mendukung Ical sebagai capres jika melihat kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. "DPD Jatim itu mewakili daerah mana? Kalau dia tidak mewakili daerah tapal kuda atau daerah lumpur, ya sah-sah saja. Tapi kalau dia mewakili daerah Sidoarjo, saya pikir dia akan berpikir dua kali," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Ical dalam waktu dekat akan bertemu dengan para senior Partai Golkar untuk membicarakan percepatan rapimnas serta pencalonan dirinya sebagai capres. Tokoh yang akan ditemui Ical yakni Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Ginanjar Kartasasmita, Siswono Yudhohusodo, Abdul Latief, dan Sultan Hamengku Bowono X. Rencananya, pertemuan itu akan digelar setelah rapat pleno DPP Partai Golkar pada 27 April nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Nasional
    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Nasional
    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Nasional
    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Nasional
    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Nasional
    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Nasional
    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Nasional
    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Nasional
    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Nasional
    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Nasional
    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    Nasional
    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com