Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Anggaran Rapat Rp 24 Miliar Masih Wajar

Kompas.com - 18/04/2012, 16:41 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Administrasi Sekretariat Kabinet Djadmiko menilai, anggaran sidang kabinet sebesar Rp 24,7 miliar adalah angka yang wajar. Bahkan, klaim Djadmiko, Istana Kepresidenan tela melakukan penghematan sekitar Rp 6 miliar.

Awalnya, anggaran untuk sidang kabinet dan lainnya sebesar Rp 30,1 miliar, seperti yang dilansir Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra). "Sebetulnya wajar atau tidak tergantung dari kegiatan. Kalau memang kegiatan dengan mengurusi orang banyak, itu wajar," kata Djadmiko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (18/4/2012).

Sebelumnya, Djadmiko mengatakan, anggaran operasional sidang kabinet tak lebih dari Rp 20 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk konsumsi sidang, berupa makanan ringan, minuman, serta makan siang atau makan malam.

"Kalau makanan kecil, sekali (sidang kabinet), tidak sampai Rp 10 juta. Kalau jumlah (pesertanya) banyak, baru bisa sampai Rp 15 juta. Itu pun sederhana. Misalnya kacang rebus, itu kan tidak banyak," sambung Djadmiko.

Menurutnya, pihaknya mengalokasikan lebih besar untuk berjaga-jaga. "Kalau kurang, kan kita susah sehingga kita alokasikan segitu. Kalau tidak dipakai, itu tidak dipakai," kata Djadmiko.

Secara terpisah, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, mengatakan anggaran retreat yang mencapai hampir Rp 9 miliar disebabkan jumlah pesertanya banyak. "Sekitar 2.000 orang seperti di Jakarta Convention Center kemarin," kata Dipo.

Dipo mengatakan, Istana Kepresidenan telah melakukan penghematan. Di atas semua itu, sambung Dipo, penggunaan anggaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara efektif.

Kordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok sky Khadafi mengatakan, alokasi anggaran itu merupakan pemborosan uang rakyat.

"Karena selama ini hasil rapat ini hanya keluh kesah atau curhat, pencitraan, dan adanya kenaikan harga BBM yang menyesengsarakan rakyat saja. Seharusnya, hasil rapat tersebut, memunculkan kebijakan Presiden yang berpihak kepada kepentingaan rakyat, bukan menaikan harga BBM atau melakukan rencana pembatasan subsidi BBM," kata Uchok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com