JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif memantau langsung penanganan dan perkembangan di Aceh dan sepanjang pantai barat Sumatera pascagempa 8,5 skala Richter yang terjadi Rabu (11/4/2012) sore.
"Sejauh ini tidak ada ancaman tsunami, tapi kita terus bersiaga. Kepala BNPB sudah terbang ke Aceh bersama tim dan situasi sudah dalam kontrol," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Presiden yang menerima kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Rabu siang, sebelum menyampaikan keterangan pers mengenai hasil pembicaraan bilateral kedua pemimpin pemerintahan, memberikan keterangan mengenai perkembangan di lapangan pascagempa yang dirasakan hampir di sepanjang pantai barat Sumatera.
"Saya sampaikan satu hal, yaitu mengenai gempa bumi di Aceh, tepatnya di barat daya Aceh, gempa bumi berkekuatan 8,5 SR. Sebelumnya dilaporkan 8,9 SR, kemudian diralat. Terjadi di kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut dengan episentrum 520 km barat daya Aceh," kata Presiden.
Yudhoyono mengatakan, setelah ada laporan tersebut, ia menghubungi Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Mulyono dan Gubernur Aceh Irwandi Jusuf.
"Saya telah berkomunikasi dengan Pangdam dan Gubernur, situasi dalam kendali, ada kepanikan tapi warga Aceh bisa menuju tempat yang aman. Di pantai barat Sumatera dalam pengelolaan yang baik, sejauh ini tidak ada ancaman tsunami," lanjutnya.
Sesuai laporan yang diterima Presiden hingga sekitar pukul 16.30, belum ada korban dan kerusakan bangunan yang berarti akibat gempa itu.
Sementara itu, PM David Cameron menyampaikan keterkejutannya atas peristiwa gempa bumi tersebut dan berharap tidak ada korban jiwa. "Saya dan rakyat Inggris selalu memberikan dukungan dan simpati kepada rakyat Indonesia," ujarnya.