Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesejahteraan Minim, Hakim Dikendalikan Kekuasaan

Kompas.com - 10/04/2012, 15:32 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para hakim di daerah banyak yang dilecehkan oleh kekuasaan. Mereka disuap dan putusan mereka diintervensi oleh pejabat setempat. Martabat profesi hakim dipertaruhkan.

"Kami dikendalikan oleh kekuasaan. Pernah teman bercerita ada bupati di daerah melapor ke atasan karena hakimnya tidak ikuti yang dimau dalam perkara," ujar salah satu hakim dari Pengadilan Negeri Bengkulu, Binsar Goeltom, dalam pertemuan 28 Hakim dengan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Menurut Binsar, segala keterbatasan yang dimiliki hakim di daerah menjadi salah satu faktor lemahnya posisi hakim saat berhadapan dengan aneka intervensi atas lembaga peradilan.  Oleh karena itulah, ia menyampaikan, seyogianya pemerintah bersikap tegas terhadap kedudukan hakim yang kerap mendapat pelecehan dari pihak luar.

Salah satu faktor yang menguatkan posisi hakim adalah soal kesejahteraan. Kenaikan gaji dan tunjangan hakim, kata dia, penting agar hakim tidak lagi terlibat kasus suap. Sejumlah hakim ada yang terlibat tindak pidana suap dengan alasan kebutuhan hidup yang mendesak, sementara kesejahteraan tidak terpenuhi.

Untuk menghindari suap, lanjutnya, di tengah kesibukan menyelesaikan perkara, para hakim terpaksa juga harus bekerja sampingan, diantaranya ada yang menjadi dosen maupun berternak.

"Kerja sampingan, itu untuk penuhi kebutuhan. Daripada dia main perkara. Percayalah, kami akan menutup pintu rapat tidak akan ada yang bisa mencoba mempengaruhi, kami. Kami siap laporkan kalau ada yang menyuap. Banyak hakim terindikasi penerima suap, kita tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin salah satunya karena kesejahteraan itu," pungkas Binsar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com