Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMII Tolak pasal 7 ayat 6 point A

Kompas.com - 02/04/2012, 22:20 WIB
Doddy Wisnu Pribadi

Penulis

MALANG, KOMPAS.com- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) masih memberikan responnya atas perkembangan politik BBM (bahan bakar minyak) pemerintah. Hari Senin (2/4/2012), PMII menyelenggarakan road show ke kampus-kampus, untuk mendorong mahasiswa bergerak dan mengkritisi pasal 7 ayat 6a Rancangan Undang-undang APBN-Perubahan (RUU APBN-P).

"Kami perlu membangun kesamaan pandangan tentang makna dan dampak ayat tersebut dalam RUU APBN-P, dan menjadikan mahasiswa memahami artinya sebagai petunjuk bagi masyarakat," kata Robert Iden Ulum, Ketua PMII Cabang Malang.

Aksi mahasiswa dilaku kan dengan mendatangi basis-basis komunitas mahasiswa di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Universitas Islam Negeri (UIN) dan Universitas Brawijaya (UB).

Para aktivis mahasiswa PMII melakukan dialog dan diskusi dengan komunitas mahasiswa setempat, paling tidak aktivis mahasiswa PMII. Pada akhir kunjungan mereka melakukan long march jarak pendek di jembatan Jalan Soekarno Hatta, Malang yang merupakan pintu masuk ke wilayah empat kampus besar di Malang.

Iden menjelaskan, pihaknya yakin masyarakat tidak benar-benar memahami risiko atas ayat 6a pasal 7 RUU APBN-P tersebut. Namun, tetap saja dampaknya sama, katanya, karena membuat masyarakat atau rakyat kehilangan daya saing ekonominya akibat harga minyak yang digantungkan pada harga pasar minyak internasional.

Ini karena sebenarnya masih cukup banyak pilihan kebijakan yang masih bisa dilakukan pemerintah, daripada hanya menaikkan harga BBM.

"Perlu ada pendekatan yang lebih mendasar untuk mengubah cara pemerintah menerapkan model ekonomi bagi harga BBM," katanya.
Misalnya, masih banyak alternatif sumber-sumber energi terbarukan dan tak terbarukan yang bisa dimanfaatkan, atrau model pencatuan BBM bersubsidi yang tidak disalahgunakan warga yang tidak berhak mendapatkan subsidi.

"Dialog kami menyamakan visi, agar gerakan mahasiswa yang sudah terbangun tidak terlena dan bersikap kritis atas kebijakan pemerintah," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com