Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS dan Golkar Dinilai Bermuka Dua

Kompas.com - 31/03/2012, 14:38 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar terkait opsi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dianggap bermain di dua kaki.

Di satu sisi, kedua partai itu ingin membangun citra prorakyat dengan menolak kenaikan harga BBM, tetapi di sisi lain takut menanggung risiko terkait posisi mereka di Sekretariat Gabungan Koalisi.

Penilaian tersebut diungkapkan pakar psikologi sosial politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, dalam diskusi bertajuk "Belajar dari BBM" di Jakarta, Sabtu (31/3/2012). "Saya kira partai bermuka dua ini belum tentu sukses juga di 2014," ucap Hamdi.

Masyarakat, katanya, akan dapat menilai kalau kedua partai tersebut tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat. "Kita lihat saja di 2014 apakah memang betul cara-cara ini akan berhasil membuat masyarakat simpati pada mereka karena dari faktanya, survei kemarin, mereka turun," ungkap Hamdi.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rapat paripurna DPR yang membahas perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011, sikap PKS dan Golkar menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, tetapi tetap membuka peluang pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jika harga minyak mentah rata-rata Indonesia dalam kurun waktu berjalan, yaitu enam bulan, mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen.

Sikap tersebut berbeda dengan pandangan Fraksi Partai Demokrat yang sejak awal mengajukan opsi menaikkan harga BBM bersubsidi. Sementara sikap Fraksi PDI Perjuangan, Hanura, dan Gerindra jelas berseberangan dengan Partai Demokrat. Ketiga partai oposisi itu menolak kenaikan harga BBM sejak awal.

Menurut Hamdi, sikap PDI-P, Gerindra, dan Hanura ini dirasa lebih logis. Meskipun demikian, kata Hamdi, sikap partai-partai yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut tidak lepas dari agenda politik jelang Pemilu 2014.

"Kita tidak bisa menutup mata bahwa baik kelompok yang antikenaikan BBM ini adalah juga untuk kepentingan agenda politiknya untuk 2014," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com