MEDAN, KOMPAS.com — Pengunjuk rasa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa jadi bertindak ekstrem. Namun, polisi tidak perlu terpancing emosinya. Polisi hanya perlu merekam semua aksi mereka.
Demikian antara lain pesan Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Wisjnu Amat Sastro di hadapan 3.177 pasukan gabungan saat apel di Lapangan Brimob Polda Sumut, Medan, Minggu (25/3/2012). Pasukan tersebut disiapkan untuk pengamanan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM pada Senin (26/3/2012) yang kabarnya melibatkan 50.000 orang.
"Kalau mereka bakar ban itu biasa, biarkan saja. Kalau mereka bakar-bakar foto, biarkan. Cukup rekam semua aktivitas pengunjuk rasa," ujar Wisjnu.
Dia manambahkan, dengan bukti rekaman tersebut, polisi dapat mengambil tindakan secara lebih terukur, tidak membabi-buta dan arogan. "Kehati-hatian itu amat perlu. Kita ini rawan disalahkan. Bertindak saja kita salah, apalagi diam saja. Makanya tindakan kita tidak boleh ngawur," tutur Wisjnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.