Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslimah HTI Unjuk Rasa Bawa Anak-anak

Kompas.com - 22/03/2012, 12:55 WIB
Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Ratusan ibu yang tergabung dalam Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Malang, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (22/3/2012). Beberapa terlihat tetap menggendong anak-anak yang masih balita.

Massa menilai kenaikan harga BBM adalah bentuk kegagalan pemerintah dalam menyejahterakan rakyat, dan jelas menguntungkan kaum kapitalisme. "Hal itu adalah keuntungan dari liberalisasi asing, dampak dari ekonomi kapitalisme. Makanya kita menolaknya. Dalam Islam itu jelas bahwa konsep ekonomi yang cocok untuk Indonesia adalah konsep Islam, yakni konsep khalifah, bukan ekonomi kapitalisme," ucap Kholishoh Dzikri, Ketua DPD II Muslimah HTI Malang.

Menurut Kholishoh, aksi oleh kaum ibu dalam muslimah HTI itu dilakukan karena para ibu yang tahu langsung dampak kenaikan harga BBM. "Kenaikan harga BBM itu jelas memberikan peran kepada pihak asing. Mereka yang diuntungkan, rakyat kecil yang dirugikan," katanya.

Selain itu, aksi tersebut untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa konsep yang dilakukan pemerintah saat ini sudah gagal. "Yang tepat untuk konsep ekonomi dan pemerintahan Indonesia adalah khalifah," katanya lagi.

Sementara itu, ditanya mengapa dalam aksi ini sejumlah ibu membawa anak-anaknya? Kholishoh mengaku, selain untuk memberikan pendidikan kritis kepada anak-anak, juga bertujuan agar pemerintah tahu, dampak kenaikan harga BBM itu tidak hanya dirasakan ibu dan bapak, tetapi juga anak-anak. "Semua kebutuhan anak-anak juga akan naik," katanya.

Kholishoh menambahkan, kebijakan kenaikan harga BBM itu menjadi momentum bagi perempuan Indonesia untuk menunjukkan dukungan dan peran aktifnya memperjuangkan kembali khalifah Islamiyah. "Itu karena pemerintah saat ini sudah gagal memberikan kesejahteraan kepada rakyat," ucapnya.

Apakah membawa anak bukan termasuk tindakan eksploitasi? Kholishoh menegaskan tidak. "Karena anak-anak dibawa adalah bagian dari pengayoman dan kepedulian terhadap anak," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com