Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialek Jakarta Asli dan Umum

Kompas.com - 16/03/2012, 10:06 WIB

DALAM  Yavanologi 1985, Muhadjir menyatakan 40% dari kosakata dialek Jakarta berasal dari bahasa Jawa. Wayan Bawa (1981) mengemukakan, sekitar 25% dialek Jakarta berasal dari kosakata bahasa Bali, terutama pada kata-kata yang berakhiran in. Jauh sebelumnya, van der Tuuk berpendapat, dialek Jakarta merupakan sejenis "bahasa Bali rendah".

Sebaliknya A. Teeuw (1961) dan Hans Kähler (1966) menyatakan, dilihat dari kosakatanya dialek Jakarta adalah sejenis dialek Melayu dengan unsur-unsur dari Bali, Jawa, Sunda, Arab, Cina, Belanda, Portugis, dan Inggris (Abdul Chaer, "Dialek Jakarta: Siapa Punya", 1986). Contohnya beken, permak, onderdil, dan persekot (Belanda); apdol, waris, dan tapsir (Arab); serta hoki, jigo, dan loteng (Cina).

Menurut Chaer, istilah dialek Jakarta sangat kompleks. Di dalamnya terkandung pengertian berbagai macam ragam bahasa yang diperbedakan secara sosial, regional, dan etnis. Dialek Melayu Jakarta mempunyai dua subdialek. Pertama, Dialek Jakarta Asli (DJA), yang diturunkan secara langsung dari Dialek Melayu Jakarta. Kedua, Dialek Jakarta Umum (DJU), yang diturunkan melalui bahasa Indonesia.

Namun batas antara DJA dan DJU sangat kabur. Penutur DJA akan menolak kalau kata-kata seperti jigo dan apdol disebut sebagai kata-kata dialek Jakarta. Sebaliknya para penutur DJU akan menerima kata-kata tersebut sebagai kosakata dialek Jakarta. Karena itu kosakata yang dimiliki DJA jauh lebih sedikit dibandingkan DJU. Jumlah kosakata DJA tidak akan bertambah selama para penuturnya menutup diri terhadap pengaruh dari luar. Sedangkan kosakata DJU akan semakin bertambah sesuai dengan perkembangan budaya dalam masyarakat Jakarta.

Sulitnya, kata Chaer, kita tidak tahu pasti asal-usul kosakata dalam dialek Jakarta. Umpamanya kata babi dalam dialek Jakarta, terdapat juga dalam bentuk dan makna yang sama dalam bahasa Jawa, Madura, dan Batak. Lantas dari manakah asal kata babi itu, kita sulit menjawabnya. Ada kemungkinan hanya kebetulan belaka, menyerap dari bahasa lain, dan sama-sama berasal dari bahasa sumber yang lebih tua. Seyogyanya ada penelitian kebahasaan, untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan jelas mengenai dialek Jakarta ini.

Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com