Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacak Ruang Sutan Mengaku Adik Nazaruddin

Kompas.com - 28/02/2012, 19:07 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kegaduhan sempat terjadi di ruang kerja politisi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana di lantai 9 Gedung Nusantara I Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (28/2/2012) siang. Bagaimana kronologi peristiwa itu?

Salah satu staf anggota Fraksi Partai Demokrat (PD) yang ada di lokasi saat kejadian menjelaskan, saat itu datang dua orang yang mengaku bernama Hasyim dan Akbar. Hasyim, kata dia, mengaku sebagai adik mantan politisi PD, Muhammad Nazaruddin.

"Dia (Hasyim) memang mirip Nazar. Di ruang Pak Sutan dia teriak 'mana si Sutan? Suruh bayar utang'. Suaranya besar. Si Akbar tunggu di luar ruangan. Dia (Hasyim) terus pukul printer. Di atas printer ada koran sama asbak, jatuh," cerita pria yang enggan disebut namanya itu ketika ditemui di depan ruang kerja Sutan.

"Dia (Hasyim) sempat bilang ke Kiky (staf Sutan), kamu enggak 24 jam di sini. Menurut saya itu ancaman," tambah dia.

Tak lama, datang petugas pengamanan dari pihak Fraksi PD. Singkat cerita, terjadi cekcok. Hasyim lalu masuk ke ruang kerja politisi PD Jhonny Alen Marbun yang tepat di depan ruang kerja Sutan.

"Di dalam ruang Pak Jhonny ada Pak Nasir (politisi Demokrat). Dia (Nasir) diam tanpa ekspresi," ucapnya.

Akhirnya, Akbar dibawa petugas pengamanan dalam (Pamdal) DPR. Adapun Hasyim turun bersama Nasir.

Ketua Fraksi PD Jafar Hafsah mengatakan, pihaknya menyerahkan masalah itu ke kepolisian. Beberapa staf Fraksi PD akan melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya.

Sutan ketika dikonfirmasi mengaku tak tahu motif kejadian itu. Menurut dia, tak ada masalah dirinya dengan Hasyim. Ketika ditanya mengenai utang, Sutan menjawab, "tanya aja sendiri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

    Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

    Nasional
    Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

    Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

    Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

    Nasional
    Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

    Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

    Nasional
    Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

    Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

    Nasional
    Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

    Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

    Nasional
    MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

    MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

    Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

    Nasional
    Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

    Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

    Nasional
    PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

    PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

    Nasional
    Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

    Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

    Nasional
    Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

    Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

    Nasional
    Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

    Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

    Nasional
    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Nasional
    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com