Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Islam di Indonesia Jadi Harapan Dunia

Kompas.com - 23/02/2012, 04:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Delegasi lintas agama yang terdiri atas pemuka agama-agama di AS menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/2/2012). Rombongan yang terdiri atas 13 pemuka agama yang mewakili tiga elemen komunitas Yahudi, Kristen (Katolik dan Protestan), dan Islam di AS itu menemui Presiden untuk menyampaikan misi perdamaian guna mengubah paradigma dunia terhadap peran agama.

"Saat ini agama dianggap sebagai sumber konflik, semua perpecahan yang terjadi dipicu oleh sentimen keagamaan," kata Imam Masjid Pusat Kegiatan Islam (Islamic Center) New York, Shamsi Ali, salah satu wakil dari komunitas Islam.

Shamsi mengatakan, adanya pandangan negatif tidak bisa dielakkan karena banyak pihak yang memang mengatasnamakan agama dalam tindakannya. "Harus diakui bahwa konflik yang terjadi entah itu di Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, bahkan di Indonesia dipandang sebagai masalah keagamaan," katanya.

Ia menambahkan, delegasi tersebut ingin membawa nuansa baru tentang peranan agama yang sesungguhnya, yakni sebagai sumber harmoni dan perdamaian bagi umat manusia. Selain itu, delegasi antarumat beragama itu juga membawa misi khusus untuk mengatasi konflik di Timur Tengah antara Palestina dan Israel.

Harapan dunia

"Kami ingin menyampaikan kepada Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia agar tidak lagi pasif atau berada di belakang layar, tetapi harus berada di garis depan untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah," kata Shamsi.

Imam Masjid Islamic Centre New York kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu juga mengatakan, secara pribadi ia membawa misi untuk merombak pola pikir masyarakat internasional bahwa Islam selalu identik dengan Timur Tengah. "Meskipun Islam memang lahir di Timur Tengah, tetapi bukan berarti selalu identik dengan kawasan itu. Islam itu universal," katanya.

Shamsi mengatakan, ia ingin mengenalkan Islam yang lebih ramah dan humanistis, salah satunya dengan menunjukkan Islam tidak bertentangan dengan demokrasi. Islam di Indonesia, menurutnya, menjadi harapan saat ini.

"Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, negara demokrasi terbesar setelah AS dan China, kita harus menunjukkan Islam di Indonesia dan dunia tidak bertentangan dengan demokrasi, begitu pun sebaliknya," ujarnya.

Dia menambahkan, umat Muslim di Indonesia seharusnya menunjukkan sikap bahwa Islam sejalan dengan modernitas, termasuk di dalamnya adalah persamaan dan pemberdayaan semua umat tanpa ada bias gender. "Kita harus memperkenalkan Islam Indonesia yang demokratis, modern, lebih bersahabat, dan sejuk," kata Shamsi.

Delegasi tersebut tiba di Jakarta pada Selasa (21/2/2011) dan telah mengunjungi Pesantren Darun Najah di Jakarta Pusat. Setelah mengunjungi Jakarta, delegasi tersebut akan melanjutkan membawa misinya ke Jordania untuk menemui Raja Abdullah II serta ke Jerusalem untuk menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Israel Simon Perez.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com