Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutan KPK Hanya Menghabiskan Biaya Rp 20 Juta

Kompas.com - 21/02/2012, 13:14 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak lama lagi, keinginan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menempatkan tahanannya di rumah tahanan (rutan) khusus akan terwujud. Bulan depan, rutan khusus tahanan KPK yang berlokasi di basement Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, akan selesai dibangun.

Kompas.com berkesempatan melihat-lihat rutan KPK tersebut, Selasa (21/2/2012). Berdasarkan pengamatan Kompas.com, rutan seluas total 80 meter persegi itu terdiri dari tiga kamar tahanan. Juru Bicara KPK Johan Budi saat mendampingi para pewarta mengunjungi rutan tersebut mengatakan kalau setiap kamar tahanan memiliki luas 3,1 x 3,5 meter.

"Kita ingin punya rutan sendiri, sehingga dapat dengan mudah mengawasi tahanan-tahanan kita. KPK buat ini, baru tiga, rencananya nanti dibuat lima kamar," kata Johan.

Masing-masing kamar, hanya dilengkapi sebuah tempat tidur dan sebuah meja. Untuk kelancaran sirkulasi udara, dipasang exhaust atau alat pengatur sirkulasi udara berbentuk kipas angin kecil yang menempel di dinding. Ada pula satu unit pendingin ruangan yang dipasang di luar kamar tahanan.

Selain itu, rutan KPK ini juga dilengkapi tiga kamar mandi yang dibangun di samping kamar tahanan. Johan mengatakan, para tahanan dapat ke luar kamar selama masih berada di lingkungan rutan. Para tahanan juga dapat mengetahui perkembangan pemberitaan melalui satu unit televisi yang disediakan di rutan.

Terkait pengamanannya, rutan khusus tahanan KPK ini dilengkapi CCTV di setiap sudutnya. Petugas keamanan, kata Johan, berjaga selama 24 jam. Para petugas rutan, lanjutnya, akan memastikan para tahanan tidak membawa fasilitas komunikasi maupun fasilitas tambahan lain seperti kulkas atau televisi dan laptop.

Untuk tenaga petugasnya, kata Johan, akan dikoordinasikan dengan lembaga terkait, seperti Kementerian Hukum dan HAM serta kepolisian. "Di KPK ada tiga tipe pengamanan, pengamanan dalam, pengawal tahanan, ada polisinya, ada Brimob. Kalau pengamanan ekstra, kita bisa minta ke Brimob," katanya.

Meskipun demikian, para tahanan KPK ini masih dapat menerima kunjungan tamu masing-masing. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, KPK membangun ruang tunggu tamu secara terpisah dengan bangunan rutan.

Jika ada tamu yang berkunjung, petugas keamanan rutan akan membawa si tahanan ke ruang tamu tersebut. Ruangan itu berbentuk kotak seperti loket yang lengkap dengan kaca pemisah antara tahanan dan tamunya. Untuk dapat berkomunikasi dengan tamunya, tahanan menggunakan telepon yang disediakan.

"Dikunjungi bisa, tapi tidak langsung masuk ke ruangan tahanan. Ini cukup representatif, memenuhi standar rutan, berkunjung dibatasi kaca, tidak bersentuhan secara langsung tahanan dan pengunjung," tutur Johan.

Meskipun fasilitas pengamanannya rutan cukup ketat, biaya pembangunan rutan KPK ini terbilang murah. Rutan yang dibangun dengan memanfaatkan gedung bekas gudang ini hanya menelan biaya puluhan juta rupiah. "Ini dulunya gudang bekas, biayanya hanya Rp 20 juta," ucap Johan.

Terlebih, kata Johan, pihaknya memanfaatkan barang-barang bekas layak pakai untuk mengisi kamar tahanan. "Semua itu bekas, kasurnya bekas, tempat tidurnya bekas. Ini dulu sudah ada. Ini isinya cuma ngecat," ucapnya. Nah, siapakah penghuni pertama rutan ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com