Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembalian Ayat Tembakau Tidak Gugurkan Tuntutan Kepada Pelaku

Kompas.com - 20/02/2012, 15:51 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembalian Ayat (2) Pasal 113 Undang-Undang Kesehatan tidak serta merta menggugurkan hak untuk menuntut pelaku. Oknum-oknum yang dengan sengaja berupaya menghilangkan pasal tentang tembakau tersebut harus tetap diproses secara hukum.

"Hal tersebut tidak menyebabkan gugurnya hak menuntut kepada para tersangka. Para Tersangka tetap dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 266 KUHP," kata Kiagus Achmad, anggota Tim Advokasi Koalisi Antikorupsi Ayat Rokok (KAKAR) saat membacakan materi gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (20/2/2012).

KAKAR mempraperadilankan Mabes Polri lantaran mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) atas kasus penghilangan ayat tembakau dari UU Kesehatan. Penghilangan Ayat (2) dari Pasal 113 UU Kesehatan diduga dilakukan beberapa oknum anggota DPR pascaberlangsungnya sidang paripurna DPR yang mengesahkan UU Kesehatan.

Setelah perbuatan tersebut terungkap, pihak oknum-oknum tersebut lantas mengembalikan pasal yang dihilangkan. Atas dasar itu, termohon Hakim Sorimuda Pohan melaporkan tiga anggota DPR ke Mabes Polri pada Maret 2010. Mereka adalah Ribka Tjiptaning, Aisyah Salekan, dan Mariani A. Baramuli.

Namun, setelah melakukan pemeriksaan atas barang bukti dan sembilan saksi, Mabes Polri mengeluarkan SP3 pada 15 Oktober 2010 dengan alasan perkara yang dilaporkan pemohon bukan merupakan tindak pidana. Dalam materi gugatan KAKAR, disebutkan pula bukti adanya memo kepada sekretariat DPR yang diparaf tiga Terlapor.

"Memo yang diparaf para terlapor (Ribka Tjiptaning, dkk) agar Pasal 113 Ayat (2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dihilangkan," baca Kiagus dalam persidangan yang dipimpin hakim tunggal Yonisman.

KAKAR juga menyertakan Surat Permohonan Nomor: 307/A-83/XI/2009, tanggal 29 September 2009 agar menghilangkan Ayat (2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ditambah dengan naskah UU Kesehatan dimaksud, KAKAR menilai seharusnya sudah menemukan bukti permulaan yang memadai tentang adanya tindak pidana yang dilakukan para tersangka.

Keluarnya SP3 oleh penyidik menunjukkan, "Bahwa termohon belum maksimal melakukan penyidikan perkara a quo," kata Kiagus.

Dalam salah satu poin permohonan gugatan praperadilan, KAKAR, selaku pemohon, meminta hakim untuk memerintahkan termohon dalam perkara ini melanjutkan penyidikan dan melimpahkan perkara kepada Kejaksaan Agung RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com