Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang ke Ruangan Koster Dibungkus Kardus "Printer" dan Kardus Rokok

Kompas.com - 27/01/2012, 22:25 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Miliaran uang dari Permai Grup, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, disebut mengalir ke Dewan Perwakilan Rakyat. Uang diantarkan dua kali ke ruangan anggota Badan Anggaran DPR, I Wayan Koster, sekitar Mei 2010. Pengantar uang itu, Luthfi Ardiansyah, menuturkan kronologi pemberian uang tersebut saat bersaksi untuk Muhammad Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (27/1/2012) malam.

Luthfi adalah sopir Yulianis, Wakil Direktur Keuangan PT Permai Grup. Menurut Luthfi, pada 5 Mei 2012 pagi, dia diperintah Yulianis mengantarkan sejumlah uang ke DPR. "Tolong antar uang ke gedung DPR, dikasih ke siapanya, tanya Bu Rosa," katanya, menirukan Yulianis saat itu.

Kemudian Luthfi mengantarkan uang yang dikemas dalam sebuah kardus printer itu ke gedung parlemen, Senayan, Jakarta. Sesampainya di sana, Luthfi menghubungi Rosa. Melalui pesan singkat, Rosa memerintahkan Luthfi agar mengantar uang ke ruangan Wayan Koster di lantai enam gedung DPR.

"Saya tahu ruangannya setelah sampai di lokasi. Saya hubungin Bu Rosa untuk kasih ke siapanya. 'Bu saya Luthfi, saya sudah di gedung DPR, ini titipannya mau dikasih siapa'," tuturnya.

Lalu, dengan bantuan petugas keamanan DPR, Luthfi berhasil menemukan ruang Wayan Koster. Kepada petugas keamanan DPR, Luthfi mengaku akan mengantarkan printer ke Wayan. Setelah tiba di ruangan Koster, Luthfi mengaku diterima seorang staf.

"Saya bilangnya, 'Ini ada titipan dari Bu Rosa'," tuturnya. Mendengar ucapan Luthfi tersebut, staf Wayan itu langsung masuk ke dalam ruangan. Beberapa lama kemudian, staf yang dia lupa namanya itu keluar dan menerima kardus printer berisi uang tersebut.

Luthfi mengatakan, ada tanda terima yang ditandatangani staf tersebut. Pada sore harinya, Luthfi diperintahkan Yulianis kembali mengantarkan uang ke DPR. Kali ini, uang dibungkus dengan sebuah kardus rokok Gudang Garam. "Bu Yulianis bilang, 'Tolong anterin lagi ke gedung DPR'," ujarnya, menirukan perintah Yulianis.

Luthfi pun turut memasukkan uang yang diketahuinya sebanyak Rp 3 miliar itu ke dalam kardus. "Gede mana yang printer dengan Gudang Garam?" tanya ketua majelis hakim, Dharmawati Ningsih. "Lebih besar Gudang Garam," jawab Luthfi.

Uang sebanyak itu, kata Luthfi, dimasukkan ke dalam kardus rokok di ruangan Yulianis, di kantor Permai Grup. Setelah dikemas, uang diantarkan ke ruangan Koster di gedung DPR. Kali ini, Luthfi membawa masuk uang melalui basement, tidak lewat pintu utama. Dia dipesankan bahwa nanti akan ada orang yang menunggu di basement.

"Sudah janji, dari Bu Yulianis bilang, nanti di basement sudah ada yang tunggu," ungkapnya. Entah siapa orang yang menunggu Luthfi ini. Kepada Luthfi, orang tersebut menanyakan titipan uang itu. "Titipannya Bu Rosa ya?" ucap Luthfi menirukan orang tersebut. Kemudian, dengan diantar orang itu, Luthfi membawa kardus berisi uang ke ruangan Koster.

Sebelumnya, tiga orang saksi Nazaruddin mengatakan adanya aliran dana Grup Permai senilai Rp 5 miliar ke Wayan Koster dan Angelina Sondakh. Mereka yang mengatakan hal itu adalah Mindo Rosalina Manulang, Yulianis, serta Oktarina Furi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com