Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tank Leopard Dihadang Mosi Parlemen Belanda

Kompas.com - 20/01/2012, 12:30 WIB

DEN HAAG, KOMPAS.com — Niat Pemerintah Belanda menjual peralatan militernya ke Indonesia menghadapi mosi parlemen yang meminta supaya transaksi itu tidak dilakukan. Indonesia dinilai belum juga menghormati hak asasi manusia, terutama di Papua. Dikhawatirkan, kalau dibeli Indonesia, tank Leopard yang diobral itu akan digunakan untuk menghajar rakyat sendiri.

Mosi tidak melakukan penjualan senjata itu diajukan oleh Arjan El Fassed, anggota parlemen fraksi GroenLinks, keturunan Palestina Belanda. Alasannya tidak ada yang baru: Indonesia pernah melanggar hak asasi manusia di Aceh, Timor Timur, dan sekarang masih terus Papua.

Belakangan pers Belanda memang ramai memberitakan pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, misalnya kekerasan di Papua pada Oktober silam ketika berlangsung Kongres Papua. Apa yang oleh Jakarta disebut langkah separatisme itu menewaskan enam orang. Begitu pula pengejaran kalangan Ahmadiyah yang disebut sebagai tidak bebas di negeri yang sudah merdeka.

Akankah Pemerintah Belanda mengikuti kemauan parlemen?

Kalau mosi ini dituruti, dalam arti penjualan tank Leopard batal, hubungan Belanda-Indonesia akan terganggu. Sebaliknya, kalau mosi ini tidak dituruti, hubungan dengan Indonesia memang akan lancar, tetapi Pemerintah Belanda akan bermusuhan dengan parlemennya sendiri. Bisa-bisa muncul ketegangan yang akan mengganggu stabilitas pemerintahan minoritas Perdana Menteri Mark Rutte.

Bagi Profesor Nico Schulte Nordholt, pengamat hubungan Indonesia-Belanda, yang penting, walaupun menentang, mosi parlemen ini sebenarnya tidak melarang. Artinya, pemerintah tetap bisa menjual tank Leopard kepada Indonesia. Kalau kelak Pemerintah Belanda bertransaksi dengan Pemerintah Indonesia, partai-partai yang tetap mendukung koalisi ini tidak akan menentang pemerintah. Diakuinya, hal ini tidak terlalu sering terjadi.

Pemerintah Belanda sekarang terdiri dari dua partai, partai kristen demokrat CDA dan partai liberal konservatif VVD. Keduanya berkoalisi dan mendukung penjualan tank Leopard ke Indonesia. Akan tetapi, masih ada partai ketiga yang tidak resmi mendukung koalisi sehingga kabinet minoritas ini memerintah. Itulah PVV pimpinan Geert Wilders. Menariknya, PVV mendukung mosi yang menentang penjualan tank kepada Indonesia. Namun, kalau kelak tank Leopard itu jadi dijual, menurut perhitungan Nordholt, sebagaimana diberitakan Radio Nederland, Kamis (19/1/2012), PVV tidak akan menjatuhkan kabinet.

Dengan demikian, diduga keras penjualan ini tetap akan berlangsung. Bagi Den Haag, dalam kondisi perekonomian seret sekarang, sangat penting untuk menjual sebanyak mungkin perlengkapan militer. Kementerian Pertahanan Belanda harus menghemat sampai 1 miliar euro sehingga setiap euro tentu akan disambut baik.

Musim semi Arab

Menariknya, mosi parlemen ini memperoleh dukungan mayoritas. Padahal, mereka tahu bagi Indonesia tank itu sebenarnya tidak terlalu bermanfaat. ”Benarkah negara kepulauan seperti Indonesia butuh tank-tank untuk mempertahankan diri dari ancaman dari luar negeri?” Tanya Nordholt. Belum lagi kalau melihat keadaan alam Indonesia yang bergunung-gunung yang jelas tidak cocok untuk tank Leopard.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com