JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Taufik Kurniawan mengusulkan agar ruang kerja Badan Anggaran atau Banggar di Gedung Nusantara I DPR yang baru direnovasi dijadikan museum.
Pasalnya, menurut Taufik, seluruh fraksi di DPR pastinya sangat berhati-hati menggunakan ruangan yang dinilai salah oleh publik itu.
"Saya yakin tidak ada fraksi yang berani pakai ruangan itu atau paling tidak penuh dengan kehati-hatian. Kita jadikan museum saja, ngga apa-apa. Museum demokrasi. Jadi anak-anak kita generasi yang akan datang bisa lihat, ini DPR dulu pernah bikin ruangan Rp 20 miliar," kata Taufik di Komplek DPR, Rabu (18/1/2012).
Menurut Taufik, kasus renovasi ruang Banggar harus menjadi pelajaran bagi semua pejabat negara, baik di DPR maupun di lembaga lain, agar berhati-hati menggunakan uang rakyat serta mencintai produk dalam negeri.
"Harus ada semangat penghematan, efisiensi dan transparansi kepada publik seluruh lembaga tinggi negara dan pemerintah. Jangan cuma DPR saja," kata politisi Partai Amanat Nasioanal itu.
Taufik juga meminta agar Badan Kehormatan dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menyelidiki proyek itu. Jangan sampai ada opini yang mempengaruhi BK dan BPKP.
Seperti diberitakan, berbagai fasilitas baru dan mewah ditaruh di ruang kerja Banggar. Contohnya, kursi buatan Jerman seharga Rp 24 juta per kursi. Selain itu, terpasang tiga panel LED selebar 2 x 3 meter, peredam suara, dan lainnya.
Sebenarnya, jika standar, renovasi itu hanya membutuhkan dana Rp 2,7 miliar. Namun, berbagai fasilitas mewah itu disebut yang membuat biaya membengkak. Belum dipastikan ada tidaknya penggelembungan harga dalam proyek itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.