Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kondusif, Pengajian Tahunan Ahmadiyah Dihentikan

Kompas.com - 13/01/2012, 20:05 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Acara pengajian tahunan Gerakan Ahmadiyah Indonesia Lahore yang semestinya berlangsung hingga Sabtu (14/1/2012) terpaksa dibubarkan, Jumat (13/1/2012) sore.

Lobi antara Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan penyelenggara acara pengajian akhirnya memutuskan pengajian dihentikan.  

"Saya sudah bernegosiasi dengan panitia pengajuan tahunan Ahmadiyah dan mereka akhirnya mengakhiri pengajian sore ini. Kondisi di luar sudah tidak kondusif sehingga pengajian harus dibubarkan," kata Haryadi.  

Pembubaran pengajian ini terjadi setelah ratusan massa dari beberapa ormas berunjuk rasa mendatangi lokasi pengajuan dan menuntut agar acara tersebut dihentikan. Sejak Jumat pukul 14.00, massa gabungan dari Front Jihad Indonesia (FJI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI),Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dan Gerakan Anti Maksiat (GAM) mulai mendekati seputaran Stadion Mandala Krida Yogyakarta.

Mereka hendak menuju kompleks Yayasan PIRI di Jalan Kemuning 14, Baciro, Yogyakarta dimana pengajian tahunan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) berlangsung. Massa beriringan menggunakan motor dan satu mobil berpengeras suara.  

Pada pukul 15.45 massa mulai beringas dan menerobos barikade Polwan. Satu orang Polwan sempat tertabrak motor demonstran namun tidak menderita cedera.

Barikade Polisi laki-laki kemudian menggantikan pagar betis Polwan. Meski demikian, massa tetap merangsek masuk hingga sekitar 50 meter. Rombongan massa ormas akhirnya ditahan sejumlah Polisi siap dengan peralatan anti huru-hara di sudut pojok Komplek Yayasan PIRI.  

Padut, salah seorang peserta pengajian mengungkapkan, kegiatan pengajian ini hanyalah semacam siraman rohani tahunan. Menurut Padut, selama massa yang berdemonstrasi tidak anarkis, maka warga penganut Ahmadiyah tetap tenang.

"Kami penganut Ahmadiyah Lahore yang juga mengakui Nabi Muhammad SAW  sebagai nabi terakhir. Kami tidak mengakui Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com