Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Bukan Tokoh Tua

Kompas.com - 20/12/2011, 02:51 WIB

Jakarta, Kompas - Pada Pemilihan Umum 2014, bukan lagi masanya tokoh tua maju dalam bursa pemilihan pemimpin nasional. Saatnya tokoh- tokoh yang tergolong lebih muda atau berusia 45-55 tahun dan memiliki pemikiran matang maju dalam bursa pencalonan presiden.

Pendapat itu disampaikan mantan Ketua MPR Amien Rais di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/12). Menurut dia, tokoh-tokoh tua yang berusia di atas 60 tahun akan sulit dimunculkan menjadi calon presiden pada Pemilu 2014.

”Artinya, generasi saya, Pak Akbar Tandjung, Pak Wiranto, Ibu Megawati itu sudah berat, bahkan hampir mustahil,” katanya. Namun, lanjut Amien, tokoh-tokoh muda yang berusia kurang dari 45 tahun juga dinilai masih terlalu muda untuk memimpin negara. Mereka dinilai masih kurang matang.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan tokoh yang tidak muda dan juga tidak terlalu tua. ”Katakanlah umur 45 sampai 55 tahun,” katanya. Tokoh-tokoh itu bisa berasal dari intelektual kampus, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Amanat Nasional itu menyebut beberapa nama tokoh yang mulai muncul dan dianggap layak memimpin negara, di antaranya Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (58), Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (60), mantan Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani (49), dan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung (48).

Amien mengusulkan, siapa pun yang menjadi calon presiden harus memiliki cetak biru pembangunan perekonomian sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945. ”Kalau Mas Hatta mau maju, buatlah hattanomics, ekonomi ala Hatta bagaimana. Lalu kalau Mas Prabowo mau maju, silakan buat prabowonomics. Seperti di negara-negara modern juga ada clintonomics, obamanomics ala Obama,” ujarnya.

Cetak biru pembangunan ekonomi harus benar-benar hasil pengejawantahan Pasal 33 UUD 1945, yakni ekonomi kerakyatan. Perekonomian yang memihak kepentingan rakyat dan untuk kemakmuran rakyat.

Amien menilai, ekonomi kerakyatan seperti diamanatkan dalam konstitusi sudah dilupakan. Pembangunan perekonomian hanya didasari oleh kepentingan pasar, seperti sistem ekonomi liberal.

Secara terpisah, Ketua DPR Marzuki Alie menegaskan, tidak perlu ada dikotomi tua-muda dalam bursa kepemimpinan nasional. Menurut dia, usia bukanlah ukuran keberhasilan seorang pemimpin. ”Di China, pemimpin negara di atas 60 tahun, tetapi berhasil semua,” katanya.

Hal penting, seorang pemimpin nasional memiliki integritas, kapasitas, dan profesionalitas tinggi. Selain itu, seorang calon presiden seharusnya juga memiliki loyalitas tinggi kepada rakyat.

Senada dengan Marzuki Alie, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy berpendapat usia tidaklah relevan dijadikan syarat menjadi pemimpin nasional. ”Indonesia punya Soekarno yang menjadi presiden saat berusia 44 tahun dan punya Pak Harto (Soeharto) yang menjadi presiden sampai umur 70 tahun lebih,” ujarnya.

Hal itulah yang menjadi alasan bahwa usia bukanlah syarat mutlak dari seorang pemimpin. PPP memiliki tiga kriteria pemimpin nasional, yakni diterima semua kalangan, berwawasan cukup untuk mengarahkan bangsa ke depan, dan tidak terlibat persoalan hukum ataupun pelanggaran etik lain. Sosok pemimpin nasional selayaknya benar-benar bersih dari segala persoalan. (NTA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com