Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: KPK Harus Fokus dalam Bidang Pencegahan

Kompas.com - 08/12/2011, 23:39 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2007-2011 memiliki kendala dalam bidang pencegahan tindak korupsi. Dalam bidang tersebut, strategi KPK terkesan tidak fokus pada lembaga pemerintah yang memiliki anggaran besar dan memberikan masukan terbesar bagi pendapatan negara.

Anggota Badan Pekerja ICW, Tama S Langkun, mengatakan, KPK pada masa pimpinan yang baru harus melakukan pendekatan pencegahan tersebut dengan baik. Pendekatan itu harus ditopang dengan tekanan agar memastikan rekomendasi kebijakan antikorupsi yang harus diterapkan oleh instansi pemerintah dapat dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.

"Sebagai contoh, lihat saja bagaimana rekomendasi KPK kepada Kementerian Agama bahwa sektor yang rawan korupsi adalah penyelenggaran ibadah haji. Pasalnya, setiap tahun, laporan itu selalu ada," ujar Tama, Kamis (8/12/2011) di Jakarta.

Menurut Tama, saat ini publik kurang mendapatkan informasi terkait apa yang sudah dilakukan KPK dan apa indikator keberhasilan KPK dalam bidang pencegahan korupsi. Padahal, berdasarkan realisasi anggaran pada 2010 sebesar Rp 264,8 miliar, penyerapan anggaran untuk program pencegahan sebanyak Rp 16,2 miliar. Jumlah ini lebih besar daripada anggaran di bidang penindakan sebesar Rp 10,4 miliar.

"Hal itu bisa terjadi mungkin karena KPK terlalu banyak mengeluarkan energi dan perhatian untuk melakukan agenda pendidikan antikorupsi yang berbau seremonial," kata Tama.

Untuk mengefektifkan bidang pencegahan tersebut, Tama berharap KPK lebih fokus menata sistem antikorupsi pada lembaga yang paling rentan terhadap korupsi. Ia menilai, pendekatan secara acak di berbagai tempat yang tidak menghasilkan banyak perubahan perlu diubah dengan pendekatan baru yang lebih efektif.

"Hal ini harus dijadikan salah satu prioritas KPK bagi pimpinan KPK yang baru. Sebab, sejauh ini pola kerja KPK dilakukan secara acak dan kurang strategis, sementara tantangan KPK ke depan semakin berat karena adanya tekanan politis yang menargetkan KPK untuk menyelesaikan kasus-kasus besar," kata Tama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com