TIMIKA, KOMPAS.com -- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mimika, Papua Karel Gwijangge berharap pihak kepolisian memahami kondisi karyawan PT Freeport Indonesia yang saat ini tertekan, sehingga tidak memaksakan untuk membongkar paksa penutupan akses ke areal Freeport oleh karyawan.
"Polisi hendaknya memahami kondisi karyawan saat ini yang sangat tertekan. Tuntutan mereka tidak kunjung dipenuhi, mereka juga sudah dua bulan tidak menerima upah. Kalau pembongkaran paksa dilakukan, saya khawatir ada korban lagi," tutur Karel, Jumat (4/11/2011) di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua karyawan Freeport tewas saat unjuk rasa karyawan yang diwarnai bentrokan dengan polisi pada 10 Oktober 2011 di Gorong-gorong, Timika.
Tekanan agar blokade karyawan dibongkar pun dinilai tidak masuk akal. Pasalnya mulai kemarin distribusi barang Freeport dari pelabuhan ke Tembagapura sudah bisa dilakukan setelah Freeport membuat jalan lain di mil 21. Begitu pula alasan avtur tidak boleh melintas, karena sejak awal pihak karyawan menyatakan tidak pernah melarang pasokan avtur melintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.