Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jero Wacik: Banyak yang "Underestimate" dengan Saya

Kompas.com - 19/10/2011, 14:44 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang baru, Jero Wacik, menyampaikan bahwa dia menjadi menteri yang tidak dikenal pada awal menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2004. Ia tidak dikenal oleh siapa pun di sektor pariwisata.

"Banyak orang bertanya-tanya siapa ini Jero Wacik," ujar Jero dalam acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (19/10/2011).

Ia menyebutkan, sempat ada orang yang mengira bahwa dirinya adalah orang Bulgaria karena namanya. "Jadi orang-orang di minggu pertama Oktober 2004 sangat meng-underestimate saya. Saya dengarkan, saya baca, dan saya tersenyum. Dan, saya akan terus tersenyum," tambah dia.

Jero pun menuturkan, dia menjawab pandangan tersebut dengan bekerja. Hasilnya, terang dia, pencapaian Kemenbudpar begitu tinggi selama tujuh tahun dia bekerja di kementerian tersebut.

Dengan hasil itu, ia pun merasa sayang untuk meninggalkan kementerian tersebut. Namun, Jero tidak mampu menawar tugas dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Tidak ada kata lain, kecuali, siap, kerjakan," tegas dia.

Pandangan yang sama juga terjadi lagi pada hari ini, di mana dia menggantikan posisi Darwin Zahedy Saleh berdasarkan hasil perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II. "Hari-hari ini juga koran-koran sudah mulai dan banyak komentar-komentar yang meng-underestimate Jero Wacik," sebut dia.

Untuk itu, ia pun menjawab dengan senyum. Tekadnya pun semakin bulat untuk bekerja. Jero menuturkan, ia harus mendapat capaian-capaian yang penting selama 3 tahun ini. "Karena itu, kita rapat mulai nanti malam," sebut dia.

Dalam 3 tahun ini, Jero menuturkan, dia akan berjuang keras untuk mengajak para pemegang kepentingan yang berada di ESDM untuk berpikir keras dan berbicara bersama-sama.

Menurutnya, para pelaku usaha di bidang ESDM termasuk orang asing yang mengeksplorasi Indonesia telah kaya dari bumi Indonesia. "Jadi, janganlah terlalu banyak ngakal-ngakal. Sebagian dari keuntungannya mbok ya diberikan ke negeri tercinta," harap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com