Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapangan Terbang Bawean Beroperasi Akhir 2012

Kompas.com - 18/10/2011, 21:09 WIB
Adi Sucipto

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com- Pembangunan proyek lapangan terbang di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, ditargetkan selesai dan mulai beroperasi akhir 2012. Pembangunan lapangan terbang perintis di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, itu sempat terhenti karena terkendala pembebasan lahan seluas 3,2 hektar untuk landasan pacu.

Akan tetapi, masalah itu telah diselesaikan Juli lalu dan pembangunan dilanjutkan. Menurut Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto, dengan selesainya lapter Bawean nanti, Pulau Bawean yang berjarak 81 mil laut dari Gresik bisa dijangkau moda transportasi udara dengan penerbangan perintis.

Selama ini Bawean hanya bisa dijangkau dengan Kapal Motor Penumpang, sehingga pelayaran sering terhenti saat ombak besar dan cuaca buruk. "Akibatnya, warga Bawean sering tertahan di Gresik, dan pasokan barang ke Bawean tersendat berhari-hari," katanya Selasa (18/10/2011).

Selain meningkatkan ekonomi, diharapkan potensi wisata Bawean juga terangkat. "Di sana ada Danau Kastoba, pasir putihnya yang benar-benar putih dan lobster yang besar dan belum tercemar," tuturnya.

Sebenarnya, proyek lapangan terbang Bawean sudah lama direncanak an. Pada 2006 dimulai pembebasan lahan, tetapi prosesnya lamban karena negosiasi nilai ganti rugi alot. Sejumlah pejabat bahkan harus diproses hukum terkait kasus korupsi ganti rugi tanaman saat pembebasan lahan.

Target lapter selesai 2007 meleset, begitu pula tahun 2009. Akhirnya pembangunan lapter Bawean di jadwal ulang dan ditargetkan tuntas dan mulai beroperasi 2012.

M Amin, warga Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak berharap proyek lapter Bawean benar-benar selesai sesuai target. Sebab banyak warga Bawean di Malaysia, Singapura, dan Australia, sering tertahan cuaca buruk dan terlambat saat hendak kembali ke tempat kerja.

Jika menggunakan kapal cepat Gresik Bawean bisa ditempuh dalam waktu tiga jam. Sayangnya kapal sering tidak beroperasi bila gelombang mencapai 3 meter karena membahayakan penumpang. Pas cuaca buruk warga bisa tertahan sepekan. "Kalau lapter selesai dan beroperasi, dengan pesawat perintis perjalanan lebih cepat. Apalagi dengan harga tiket terjangkau," tutur Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com