Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan di Tengah Krisis AS

Kompas.com - 17/10/2011, 02:07 WIB

H DEDI MUHTADI

Mata Agung H Soehedi berkaca-kaca saat mengantar personel pesawat Boeing 737-900 ER, Jumat (16/9) pukul 23.00, di hanggar Commercial Delivery Center The Boeing Company, Seattle, Amerika Serikat. Semua personel yang berjumlah 15 orang, termasuk Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana, disalami serta dirangkulnya, penuh persahabatan.

Semoga semuanya sukses,” kata Agung dengan suara berat dan terbata-bata.

Malam itu rombongan kecil yang langsung dipimpin Rusdi Kirana hendak melakukan ferry flight, yakni terbang perdana jarak jauh tanpa penumpang komersial Seattle (Amerika Serikat)-Soekarno-Hatta (Cengkareng, Indonesia). Pesawat varian terbaru Boeing 737-900 Extended Range (ER) ini merupakan pesawat ke-50 dari 178 pesawat yang dipesan maskapai penerbangan Lion Air hingga tahun 2017.

”Saya kawal langsung pesawat ini sebab untuk mencapai angka historis 50 itu tidak mudah dan penuh liku. Perjuangannya akan beda dengan dari 50 ke angka 300, misalnya. Itu lebih mudah,” ujar Rusdi.

Sebagian besar pendanaannya didukung oleh Bank Exim AS. Lion Air merupakan pengguna pertama di dunia bagi pesawat yang berkapasitas 215 penumpang itu.

Berbeda dengan pendahulunya, kokpit pesawat ini telah dilengkapi dengan head up display. Peralatan ini biasanya dipakai pada pesawat militer/pesawat tempur. Fungsinya adalah mempermudah pilot dalam menentukan kemiringan pesawat, baik secara vertikal maupun horizontal. Pesawat ini menggunakan layar LCD yang terpadu dalam bentuk glass cockpit. Sistem ini diprediksi akan menjadi tren bagi pesawat-pesawat baru.

Agung merupakan orang di balik kelancaran proses penyerahan pesawat itu dari AS ke Indonesia. Walaupun jabatannya di Boeing Company sebagai structural analysis engineer, dialah yang mempersiapkan akomodasi dan kebutuhan lain bagi kelancaran upacara gunting pita yang dilakukan Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Duta Besar RI untuk AS Dino Pati Djalal di hanggar Field Operation Boeing. Agung berperan semacam liaison officer sukarela bagi rombongan Indonesia itu.

Tidak hanya kali ini, setiap ada acara yang berkaitan dengan kepentingan Indonesia, baik swasta maupun pemerintah, ke Boeing, Agung selalu berperan di belakang. ”Karena sudah lama di sini, setiap ada orang Indonesia ke Seattle, kami merasa dikunjungi saudara,” ujar Agung yang sudah memiliki rumah sendiri di kawasan Renton, Seattle, Negara Bagian Washington.

Dirumahkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com