AMBON, KOMPAS.com -- 400 tahun lalu dunia mencarimu/ Dunia ingin hidup nyaman darimu/ Karena engkau adalah sumber keharuman
5 tahun lalu engkau terkoyak/ Bangsa ini sangat tersayat/ Dan dunia ikut tersentak
Hari ini engkau bangun dengan senyum simpul/ Bangsa juga turut tersenyum... Waktunya membangun negeri ini/ Dengan semangat Pattimura yang perkasa itu
Karena sumber keharuman dan kehidupan/ Akan bangkit kembali dari ufuk timur/ Ambonku, Ambon kita semua!
Penggalan puisi "Ambonku, Ambon Kita Semua" itu terpasang pada baliho besar di satu titik jalan menuju bandara di Kota Ambon. Puisi itu adalah karya Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia yang punya hubungan emosional yang erat dengan Ambon.
Maklum saja, Kalla adalah mediator perjanjian Malino tahun 2002, salah satu upaya untuk mendamaikan konflik di Ambon sejak tahun 1999.
Atas jasanya itu, politisi yang kini menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu diangkat sebagai warga kehormatan Kota Ambon dengan julukan "Upulatu Melmaluku".
"Saya bukan seniman, tapi saya pernah membuat puisi. Tahun 2004, saat di pesawat yang 30 menit lagi mau mendarat, tiba-tiba saja saya ingin membuat puisi. Itu puisi saya yang pertama dan terakhir," kata Kalla, Minggu (2/10/2011) di Ambon.
Puisi itu mendapat sambutan hangat saat dibacakan pada forum dialog tokoh-tokoh pimpinan Maluku di kantor Gubernur Maluku, Sabtu. Tak lama kemudian, ternyata puisi itu sudah dipasang di sudut Kota Ambon.
Sebagaimana Kalla, warga Ambon memang menginginkan daerahnya damai, tak lagi dibayangi konflik sebagaimana meletup tahun 1999.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.