Tentu Erizal berharap, dengan sumbangsih sembilan medali emas, kontingen Indonesia bisa menjadi juara umum SEA Games XXVI/2011. Memang dalam beberapa pergelaran SEA Games terakhir, Indonesia tidak lagi mendominasi cabang pencak silat yang konon merupakan olahraga asli Indonesia.
Pada SEA Games mendatang, cabang pencak silat yang digelar di GOR Padepokan Nasional Pencak Silat, Pondok Gede, Jakarta, bakal memperebutkan 18 emas. Distribusinya adalah 7 emas untuk nomor tanding putra, 5 emas untuk tanding putri, dan sisanya untuk nomor seni TGR (tunggal, ganda, dan beregu) putra-putri.
”Jika kita bisa meraih sembilan medali emas, kami harap posisi juara umum di pencak silat sudah aman,” kata Ical, begitu panggilan akrab Erizal Chaniago.
Menyinggung tentang posisi Indonesia dalam peta kekuatan silat di arena ASEAN, menurut Ical, Vietnam masih merupakan lawan paling berat. ”Sebab, dari tujuh nomor tanding putra yang dipertandingan di Kejuaraan Dunia akhir tahun lalu, mereka mampu meloloskan pesilatnya hampir di semua kelas,” tuturnya.
Bahkan, tambah Ical, pada nomor tanding putri, Vietnam juga lawan yang paling tangguh. ”Kekhawatiran tidak dapat
Selain Vietnam, masih ada lagi Thailand, Malaysia, dan Filipina yang juga meloloskan beberapa pesilat ke final Kejuaraan Dunia. ”Artinya, di cabang pencak silat, kekuatannya cukup merata. Mereka merupakan lawan yang harus diperhitungkan,” ujarnya.
Di samping mengintip kekuatan lawan dari hasil Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2010, kata Ical, IPSI juga bisa mengetahui kekuatan lawan saat mereka berlatih di Indonesia. Seperti tim Malaysia yang sudah 15 hari ini berlatih di beberapa kota besar mulai Bandung, beberapa kota Jawa Tengah, Surabaya, dan Jakarta. ”Tim Vietnam, Thailand, dan Brunei juga sudah mengajukan kesiapan mereka untuk berlatih di Indonesia. Jadi tinggal kita siapkan tempatnya saja. Sebab, mereka tidak akan kembali lagi ke negara masing-masing, tetapi langsung tampil di SEA Games nanti,” katanya.
Guna meraih target sembilan emas atau dua medali lebih banyak dari target tujuh medali emas yang dibebankan KONI dan Kantor Menpora, PB IPSI sudah mengirim 34 pesilat untuk berlatih di Sekolah Tinggi Olahraga Shanghai, China. ”Kami harap dengan training camp selama satu setengah bulan di China, pesilat Indonesia bisa fokus pada peningkatan fisik dan stamina,” tutur Taslim, salah seorang pelatih dari delapan pelatih yang ikut ke China.
Taslim menambahkan, selain meningkatkan fisik dan stamina atlet dengan pelatih China, pelatih Indonesia juga tetap berusaha meningkatkan teknik bersilat para atletnya. Dengan kombinasi latihan seperti itu, Taslim berharap, pesilatnya sudah benar-benar siap saat diturunkan di SEA Games dan dapat mewujudkan target yang dibebankan kepada mereka.
Akankah dengan cara ini Indonesia berhasil memenuhi ambisinya dan mendominasi silat di Asia Tenggara?